JAKARTA, HOLOPIS.COM – Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 4,7 persen pada tahun 2022 ini.
Padahal sebelumnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dirilis Desember tahun lalu sebesar 5,2 persen.
Berdasarkan laporan yang dirilis, Rabu (8/6), OECD menyebut kelompok pengeluaran yang mengalami kontraksi cukup besar datang dari sisi konsumsi pemerintah, yakni sebesar 6,3 persen.
Tak hanya itu, untuk kelompok pengeluaran lainnya, seperti konsumsi rumah tangga dan investasi juga diproyeksi mengalami kontraksi, masing-masing berada di level 5,3 persen dan 3,8 persen.
Meski demikian, Indonesia dapat sedikit bernafas lega karena untuk kinerja ekspor dan impor pada tahun ini diprediksi dapat tumbuh dobel digit, masing di angka 13,1 persen dan 11 persen.
OECD menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini masih terbilang cukup baik jika dibanding dengan realisasi tahun kemarin, yang hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,7 persen.
Hal ini didorong oleh pulihnya permintaan domestik serta pariwisata yang perlahan mulai bangkit, seiring dengan kasus Covid-19 di Indonesia yang mulai terkendali.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi global, OECD juga memangkas proyeksinya menjadi 3 persen dari yang sebelumnya 4,5 persen pada laporan yang dirilis Desember 2021.