yandex
Minggu, 12 Januari 2025

LPS Sebut Industri Perbankan Kian Moncer di Tengah Ancaman Resesi Global

JAKARTA, HOLOPIS.COM Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa menyebut industri perbankan terus menunjukkan performa yang meyakinkan di tengah ancaman resesi ekonomi global.

Kinerja apik industri perbankan ini tercermin dari data bulan April 2022, di mana penyaluran kredit secara tahunan atau year on year (yoy) tumbuh sebesar 9,10 persen. Sementara untuk dana pihak ketiga (DPK), tumbuh sebesar 10,11 persen yoy.

“Hal ini didukung oleh permodalan yang solid dan likuiditas yang ample. Per April 2022, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 10,11 persen YoY dan kredit tumbuh sebesar 9,10 persen YoY,” kata Purbaya dalam keterangan resminya yang dikutip, Kamis (9/6).

Sementara untuk permodalan perbankan selama pandemi hingga saat ini, masih mencatatkan rasio CAR yang solid, yakni di angka 24,32 persen. Gross NPL juga terus menunjukkan perbaikan hingga saat ini berada di level 3 persen.

“Kondisi fundamental perbankan yang kuat tersebut tidak lepas dari sinergi di dalam KSSK dalam menciptakan bauran kebijakan yang menjaga industri perbankan tetap stabil,” tambahnya.

Kemudian terkait tren penurunan suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit, Purbaya menjelaskan, bahwa suku bunga deposito 1 dan 3 bulan masih mengalami penurunan, namun dengan rasio yang cukup lambat.

Hal ini menurutnya turut berkontribusi dalam penurunan cost of fund perbankan, sehingga mendukung penurunan suku bunga kredit.

“Tren penurunan tingkat bunga penjaminan ini sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan bank sentral. Dalam kebijakannya, LPS terus bersinergi dengan bank sentral selaku otoritas kebijakan moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Perkembangan likuiditas yang tetap longgar memberikan ruang yang cukup bagi perbankan untuk mengelola biaya dana atau suku bunga simpanan di level yang rendah,” jelasnya.

Jika dibandingkan dengan beberapa negara, khususnya di kawasan ASEAN atau Asia Tenggara, suku bunga kredit di Indonesia masih merupakan yang tertinggi. Hal ini mengindikasikan adanya ruang untuk perbaikan struktur perbankan di Indonesia agar dapat beroperasi dengan lebih efisien.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral