SULBAR, HOLOPIS.COM – Pasca bencana gempa berkekuatan 5,8 Magnitudo yang terjadi di provinsi Sulawesi Barat, sejumlah bangun diketahui mengalami kerusakan yang cukup parah.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, salah satu bangunan yang mengalami kerusakan cukup parah tersebut adalah gedung pemerintahan Gubernur Sulawesi Barat.
“Guncangan gempa mengakibatkan atap Gedung Serba Guna PKK Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat roboh. Laporan visual yang diterima BNPB terlihat beberapa kursi berserakan akibat tertimpa atap,” kata Abdul (8/9).
Selain itu, sebanyak empat warga Kabupaten Mamuju dilaporkan mengalami luka sedang setelah terkena material reruntuhan bangunan Gedung PKK, Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, ketika gempabumi terjadi.
“Saat ini, keempat warga tersebut telah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Mamuju,” tukasnya.
Abdul juga mengatakan, kurang lebih 20 ribu warga Kabupaten Majene mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan lapangan terbuka
“Para warga mulai mendirikan tenda darurat menggunakan terpal berwana biru dan oranye di beberapa titik tak jauh dari permukiman mereka dan di SMK Kota Tinggi,” ungkapnya.
Hal serupa juga dilakukan oleh para warga Kabupaten Mamuju karena khawatir terjadi gempabumi susulan dan potensi ancaman tsunami. Pantauan visual dari lapangan ada tiga titik pengungsian warga yakni di Stadion Mamuju, Kantor Bupati Mamuju dan Kantor TVRI Sulawesi Barat di Mamuju.
Diketahui sebelumnya gempa berkekuatan M 5,8 mengguncang wilayah Provinsi Sulawesi Barat pada Rabu (8/6) siang, pukul 12.32 WIB. Pusat gempabumi tercatat berada di laut dengan kedalaman 10 kilometer tepatnya 43 km sebelah barat daya Kabupaten Mamuju.
Gempa dirasakan sedang selama kurang lebih 5 detik.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebelumnya telah mengeluarkan informasi bahwa gempabumi yang berpusat di koordinat 2,77° LS ; 118,56° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 26 kilometer arah Barat Tapalang Barat, Mamuju, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km itu tidak berpotensi tsunami.
“Para warga khususnya di wilayah yang terdampak guncangan gempabumi untuk tidak panik namun tetap waspada. Warga juga tidak perlu mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena tsunami dipastikan tidak ada,” imbaunya.
“Masyarakat yang sudah terlanjur mengungsi ke dataran tinggi diharapkan segera kembali turun dan memeriksa kondisi rumah masing-masing,” tambahnya.