JAKARTA, HOLOPIS.COM Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui bahwa PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) memang menjadi target perusahaan yang akan ditutup. Hal itu sebagai respons Erick terkait putusan pailit Merpati oleh Pengadilan Niaga (PN) Surabaya.

“Merpati nanti tanya Pak Yadi (Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)/PPA). Intinya kan Merpati dari tujuh perusahaan yang memang sudah ditargetkan ditutup, ya salah satunya Merpati,” ujar Erick di gedung DPR RI, Selasa (7/6).

Erick menjelaskan, PT Danareksa (Persero) dan PPA bertugas memperbaiki BUMN yang kurang baik hingga melikuidasi. Terlebih lagi, perusahaan itu sudah tak beroperasi sejak lama.

“Jangan sampai kita juga zalim kepada para pekerja yang terkatung-katung, lebih baik diselesaikan. Tentu aset-aset yang masih bisa dimanfaatkan, kita coba sinergikan. Misalnya contoh, Merpati ada maintenance-nya, itu kan bisa nanti disinergikan dengan Garuda, atau dengan Pelita Air,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, PN Surabaya telah memutuskan Merpati dalam status pailit pada 2 Juni 2022.

“Menyatakan Termohon (PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)), pailit dengan segala akibat hukumnya,” bunyi salah satu amar putusan hakim dikutip dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara PN Surabaya.

Hal ini berawal dari PT Perusahaan Pengelola Aset/PPA (Persero) selaku pemohon mengajukan permohonan ke PN Surabaya atas Permohonan Pembatalan Perdamaian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terhadap Merpati.

“Iya (benar Merpati Airlines dinyatakan pailit). Itu merujuk kepada keputusan pengadilan di Surabaya ya,” ujar Direktur Utama PPA Yadi Ruchandi saat dikonfirmasi.