JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pasca balapan Formula E, kelompok massa yang tergabung dalam Gerakan Satu Padu (SAPU) Lawan Koruptor kembali berunjuk rasa di Gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta Selatan.

Dalam aksinya, massa memberikan jam dinding kepada lembaga antirasuah sebagai bentuk simbolik agar mereka tidak mengulur-ulur waktu dan lebih serius untuk bisa mengumumkan hasil penyelidikan kasus dugaan korupsi Formula E.

“Jam dinding ini buat pengingat kepada KPK agar tidak lupa jam, waktu terus berjalan dan jangan berlama-lama. Meskipun balapan Formula E sudah kelar, tapi tidak menghapus adanya dugaan tindak pidana korupsi,” tegas Koordinator Aksi, Daud dalam orasinya, Rabu (8/6).

Kemudian, Daud juga mempertanyakan perencanaan studi kelayakan atau feasibility study penyelenggaraan Formula E yang masih abu-abu karena tidak dibuka secara transparan. Jikapun ada, kata dia, harusnya dibuat setelah deal atau dibuat sebelumnya.

Commitment Fee ini tidak dimasukkan dalam Feasibility Study, sehingga pengeluaran dan untuk pemasukan sangat rawan direkayasa. Ada dampak ekonomi yang tidak bisa diukur serta tiket/target penonton yang selalu berubah-ubah. Dan kami yakini Formula E ini merugi,” ujarnya.

Selain itu, Daud juga menyebutkan bahwa momen kenangan balapan mobil listrik ini lebih kompleks bobot politiknya, ketimbang dampak ekonomi dan sosial budaya.

“Sangat kental aroma politik, dan memaksakan kehendak. Dampak ekonominya juga tidak jelas,” ucap dia lagi.

Ia melanjutkan ada yang menjadi tanda tanya adalah apakah pelaksanaan Formula E ini hanya didasarkan pada MoU antara Jakpro dengan FEO ataukah ada juga kontrak kerja sama antara keduanya.

“KPK harusnya melakukan pendalaman penyelidikan dan lanjut penyidikan. Sehingga bisa ditentukan ada atau tidaknya adanya tersangka dalam kasus Formula E ini,” tambahnya.