JAKARTA,  HOLOPIS.COM – Pemerintah Jepang menyebutkan bahwa angka kelahiran di negaranya merosot. Fenomena tersebut dikenal dengan resesi seks.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (4/6), tahun 2021 angka kelahiran Jepang hanya 811.604 kelahiran, angka tersebut paling rendah sejak tahun 1899.

Justru angka kematian di Jepang naik jadi 1.439.809 jiwa, itu artinya populasi Jepang menurun hingga 628.205 jiwa.

Sedangkan tingkat kesuburan keseluruhan, menurun selama enam tahun berturut-turut jadi 1,3.

Tingkat kesuburan keseluruhan ini sendiri menggambarkan jumlah rata-rata anak yang lahir dari seorang wanita seumur hidupnya.

Jepang sendiri merupakan negara yang mengalami penuaan tercepat di dunia. Dengan angka kelahiran yang rendah, Tokyo saat ini mulai mengandalkan pekerja dari luar negeri.

Singapura juag alami fenomena serupa di tahun 2021, dengan angka kelahiran negara kota itu hanya mencapai 1,12 bayi per wanita.

Angka ini tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan rata-rata global yang berkisar di angka 2,3.

Bahkan pemerintah Singapura menawarkan insentif uang bayi, bagi yang tingkatan angka kelahiran.

Selain itu, saat ini pusat keuangan Asia itu berencana mengizinkan para wanita lajang untuk membekukan sel telurnya mulai tahun depan.

Hal ini untuk membuka kemungkinan bagi para wanita untuk hamil sekalipun saat tubuhnya tak lagi memproduksi sel telur.