JAKARTA, HOLOPIs.COM – Direktur eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto mengingatkan kembali bahwa proyek penyelenggaraan Formula E bakal menjadi batu sandungan bagi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta pasca Anies Baswedan.
“Bila kegiatan Formula E tidak memberikan hasil yang signifikan tentunya akan menjadi beban buat Pj Gubernur DKI Jakarta pasca Anies Baswedan,” kata Hari kepada wartawan, Kamis (2/6).
Hal ini dikatakan Hari karena masa jabatan Anies Baswedan hanya sampai 2022 saja. Setelahnya, ia akan digantikan oleh Pj Gubernur DKI Jakarta yang akan ditunjuk dan dilantik oleh Presiden Joko Widodo atas usulan Menteri Dalam Negeri.
“Di sini yang perlu menjadi sorotan perhatian publik. Padahal masa jabatan Gubernur DKI tahun 2022 berakhir dan digantikan Pj Gubernur,” ujarnya.
Di sisi lain, ia juga menyoroti bahwa antusias masyarakat khususnya di DKI Jakarta untuk menonton langsung balapan Formula E di Ancol, Jakarta Utara tidak tampak seperti yang dipantau di sosial media. Masyarakat cenderung bersikap biasa saja dengan ajang yang dinilai Hari menjadi panggung politik secara pribadi Anies Baswedan.
“Sampai saat ini tidak terlihat keramaian dan antusiasme warga DKI Jakarta terhadap penyelenggaraan Formula E,” tandasnya.
Hari pun tak yakin dengan minimnya euforia masyarakat menyambut perhelatan Formula E tanggal 4 Juni 2022 tersebut, tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di sana.
“Kita lihat saja apakah berpengaruh dampak ekonomi DKI Jakarta saat sebelum dan sesudah pelaksanaan Formula E, terutama bagi warga DKI Jakarta,” ketusnya.
Lebih lanjut, Hari Purwanto juga menyampaikan bahwa sejak awal ide proyek Formula E sengaja dipaksakan. Dan itu bisa dilihat dari 2 hal, di antaranya adalah soal perubahan jadwal penyelenggaraan Formula E hingga mengenai teknis pembiayaannya.