JAKARTA, HOLOPIS.COM – Mantan juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek “Uki” Prayudi kembali memberikan tamparan keras kepada para buzzer Anies Baswedan yang mengumbar lagi sikap pemerintah pusat yang melarang penggunaan kawasan Monas untuk proyek penyelenggaraan balapan Formula E.

Menurutnya, sikap pemerintah sudah tepat, karena di dalam regulasi yang ada, kawasan tersebut tidak boleh digunakan karena merupakan cagat budaya, di mana ekosistem di sana dilindungi oleh negara.

“Ya terang aja ditolak. Permen Menbudpar Nomor PM .13/ PW.007/ MKP/05 mengatakan bahwa Lapangan Merdeka dan Monas yang terletak di Medan Merdeka, Gambir, Jakpus adalah benda cagar budaya yang dilindungi UU No 5/1992 tentang Cagar Budaya,” kata Uki, Rabu (1/6).

Ia menilai jika Anies dan para buzzernya masih mengumpat gara-gara Formula E tidak boleh digunakan untuk ajang balapan Formula E dengan dalih ingin mempromosikan Monas, mereka justru dianggap hanya memamerkan kebodohannya saja.

“Udah jelas ngelanggar aturan kok playing victim?,” tegasnya.

Sebelumnya, Anies Baswedan di dalam acara Milad ke 20 tahun Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyampaikan, bahwa ia sebenarnya ingin sekali menggunakan kawasan Monas khususnya Jalan Medan Merdeka untuk ajangn Balapan Formula E.

“Ini disiarkan langsung lebih dari 170 negara, menyiarkan langsung pertandingan itu. Kami ingin kita punya ikon yang dunia tahu, kenapa ingin di Monas? Supaya wajah Monas itu, gambar Monas itu nanti menjadi ikon dunia,” kata Anies dalam pidatonya di acara Milad PKS di Istora Senayan beberapa hari lalu.

Namun setelah banyak pohon dibabat karena direncanakan untuk pembangunan pagelaran mobil listrik itu, pemerintah pusat tidak memberikan izin hingga akhirnya Pemprov DKI Jakarta kalang kabut mencari lokasi lain. Sebagai alternatifnya, sempat diwacanakan akan digelar di kawasan Pulau Reklamasi, hingga akhirnya Ancol menjadi lokasi akhir yang dipilih Anies Baswedan.

“Itu cita-citanya. Eh, enggak boleh Bapak-Ibu. Ya, sudah, jadi pindah ke mana? Pindah ke Ancol,” ucapnya. “Subhanallah, apa yang terjadinya? Gambarnya latar belakangnya Jakarta International Stadium (JIS),” sambungnya.