JAKARTA, HOLOPIS.COM Dalam rangka peringati Hari Lahir Pancasila, Aliansi Relawan Militan Jokowi menggelar rangkaian acara mulai dari pembacaan dan penandatanganan sumpah setia tegak lurus Pancasila serta doa lintas agama yang dihadiri enam perwakilan agama di Indonesia.

“Kami berharap dengan kegiatan-kegiatan seperti ini, masyarakat dapat terus mengingat arti penting Pancasila dalam setiap nadi kehidupan bangsa kita,” kata Ketua Panitia Acara Monisyah dalam keterangannya, Kamis (2/6).

Menurutnya, nilai – nilai luhur Pancasila harus ditanamkan oleh masyarakat Indonesia khususnya generasi selanjutnya. Agar mereka, bisa menjadi penerus yang mengerti makna Pancasila dan tidak melupakan Pancasila.

Dalam sumpah setia tegak lurus, ada tiga poin yakni Pancasila itu ialah menjadikan Pancasila sebagai ideologi, dasar negara, falsafah hidup, dan budaya bangsa Indonesia; menolak seluruh paham yang bertentangan dengan keutuhan NKRI; serta setia dan tegak lurus mengamalkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Pancasila adalah hadiah terindah Tuhan untuk bangsa Indonesia melalui sang Proklamator Bung Karno sebagai penggali Pancasila,” kata Penanggung Jawab Acara Silfester Matutina.

Maututina juga sebutkan, selain ideologi dan falsafah bangsa Indonesia, Pancasila juga menjadi pemersatu bangsa Indonesia di tengah keberagaman etnis, suku, ras, agama, serta golongan. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat Indonesia harus berlandaskan Pancasila guna menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.

Selain menggelar doa bersama dan deklarasi sumpah setia Pancasila, panitia juga menyelenggarakan longmarch Parade Garuda dan Bendera Merah Putih dari Cikini menuju Gedung Juang, pada Rabu (1/6)

Tokoh-tokoh lintas agama yang hadir dalam acara doa bersama itu adalah Gus Sholeh Marzuki dari Koord AgamaCinta, Pendeta Beni Siwi dari Gereja Segala Bangsa Sunter Jakarta Utara.

Kemudian Romo Asun dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Ketut Sukadana dari Parisada Hindu Dharma Jakarta Barat, Ws. Mulyadi Liang dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, serta Bondan Wicaksono dari Pengurus Pusat Pemuda Katolik Indonesia.