JAKARTA, HOLOPIS.COM – Mantan Aktivis Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Satria Wahab menyatakan dukungannya terhadap rencana Aliansi Mahasiswa Universitas Surabaya yang dikabarkan akan melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada hari Kamis 2 Mei 2022.

“Gerakan demonstrasi ini patut diapresiasi,” kata Satria kepada wartawan, Rabu (1/6).

Ia menilai, aksi unjuk rasa tersebut bukan kegiatan negatif. Apalagi jika melihat dinamikanya, persoalan yang diutarakan oleh para Mahasiswa sangat baik untuk kebaikan kampus.

“Menurut saya, ini adalah gerakan cinta yang progresif kepada Unesa, terutama agar pemangku jabatan di Unesa tidak salah arah dalam membuat kebijakan dan memajukan Unesa itu sendiri,” ujarnya.

Pun demikian, Satria juga berpesan agar tuntutan mahasiswa yang rencana akan dilakukan besok di Jakarta, harus merupakan semangat yang dibawa atas keresahan bersama, kemurnian gerakan harus tetap dijaga, terutama dengan menolak susupan kepentingan politik.

“Dengan melihat demonstrasi yang kemarin dilakukan di depan KPK oleh adik-adik Unesa ini, saya percaya mereka punya kualitas tuntutan yang jernih,” tuturnya.

“Pesan saya, kemurnian gerakan harus dijaga, tetap kompak untuk menolak ditunggangi oleh kepentingan sesaat,” sambungnya.

Ditanggapi terpisah, Korlap aksi Aliansi Mahasiswa Unesa, Achmad Donny, membenarkan jika pihaknya akan menggelar aksi besok di Kemendikbud Ristek.

“Iya benar,” kata Donny.

Kemudian, aktivis Mahasiswa asli Surabaya itu mengatakan estimasi massa dari Mahasiswa Unesa yang ikut terlibat sekitar 150 orang.

“Target 100-150 massa mahasiswa dari Surabaya. Insyaallah akan berangkat siang ini,” pungkasnya.

Berdasarkan surat pemberitahuan aksi yang beredar di kalangan pengguna sosial media, Aliansi Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menargetkan tindakan Kemendikbud Ristek untuk terlibat dalam mengungkap kasus kontrak student center dan menolak hasil pemilihan rektor yang telah dilakukan Senat Unesa. Hal ini karena kontrak student center tersebut dianggap penuh kolusi dan nepotisme.