JAKARTA, HOLOPIS.COM – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, hadir dalam penganugerahan gelar doktor kehormatan, (Doktor Honoris Causa) kepada Lukman Hakim Saifuddin di bidang moderasi beragama, di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Kehadiran Mahfud tersebut tidak hanya sekedar kedekatannya dengan Lukman, akan tetapi ada pesan penting yang ingin ia sampaikan kepada mantan Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) tersebut.
“Selamat kepada Mas Lukman, saya menyempatkan diri hadir, selain Mas Lukman sebagai sahabat tapi memang materi penganugerahan doktor honoris causa bidang moderasi beragama ini penting, yaitu menyangkut masalah Islam wasathiah,” ujar Mahfud usai menghadiri penganugerahan, Selasa (31/5).
Menurut Menko Polhukam, moderasi beragama menjadi semakin penting karena Indonesia sangat majemuk dengan beragam agama, suku, dan budaya.
“Semuanya harus melaksanakan ajaran agamanya dengan baik, artinya meyakini bahwa agamanya masing-masing adalah agama yang paling benar dan agar tidak timbul konflik, bisa hidup dalam satu bangsa dan negara, maka harus memahami cara hidup moderasi beragama,” papar Mahfud.
Pada kesempatan yang sama, Azyumardi Azra yang juga sebagai promotor menilai pemberian Doktor Honoris Causa pada Lukman Hakim Saifuddin merupakan langkah strategis untuk menegaskan kembali sikap dan keberpihakan civitas akademika.
“Saya memandang pemberian Doktor Honoris Causa pada pak Lukman merupakan langkah strategis untuk menegaskan kembali sikap dan keberpihakan civitas akademika atau keluarga besar umat Islam Indonesia, dan bahkan kalau boleh saya sebut arus utama Islam Indonesia, baik yang diwakili Ormas NU, Muhammadiyah dan banyak lagi yang lainnya,” ujar Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Masduki Baidlowi, juga mengatakan penganugerahan Doktor Honoris Causa pada Lukman Hakim Saifuddin akan mengukuhkan konsistensi ketokohannya untuk bergerak di bidang moderasi beragama.
“Pengukuhan Mas Lukman sebagai Doktor HC dalam konteks aktifitas beliau yang memperjuangkan Islam moderat selama ini,” kata KH. Masduki Baidlowi yang juga Staf Khusus Wakil Presiden RI.
Ia menambahkan, moderasi beragama butuh banyak tokoh dan pejuang yang terus bergerak, karena ancaman ideologi berlatar belakang agama ke depan sangat serius.
“Di situlah Mas Lukman bersama tokoh-tokoh lain punya peran strategis,” pungkasnya.
Lukman Hakim Saifuddin dalam pidatonya memaparkan, bahwa Indonesia adalah negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Menurutnya, keberagaman selain menjadi ciri keindonesiaan, keberagaman religiusitas juga menjadi faktor sangat penting sebagai penanda kekhasan Indonesia.
“Inilah yang sejak ratusan tahun yang lalu melekat pada diri kita sebagai bangsa yang besar. Dan ciri utama inilah yang juga mewarnai perdebatan para pendiri bangsa,” ujar Lukman yang pernah menjadi Menteri Agama RI di era pemerintahan Presiden Joko Widodo periode pertama itu.
Kearifan para pendiri bangsa, lanjutnya, menjadi pengantar tercapainya titik kompromi, dimana agama meskipun bukan menjadi dasar berbangsa dan bernegara, tapi di Indonesia agama menjadi sesuatu yang menjiwai.
“Relasi agama dan negara juga bersifat checks and balances, saling mengimbangi dan saling mengontrol. Sehingga jangan sampai terjadi praktik-praktik mayoritarianisme, dimana yang merasa mayoritas dari sisi pemeluk agama, lalu bersikap atau berprilaku semena-mena dan sewenang-wenang, sehingga merugikan kelompok minoritas,” papar Lukman di hadapan sejumlah tokoh dan civitas akademika UIN Jakarta.