JAKARTA, HOLOPIS.COM – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pembicaraan dengan Finlandia dan Swedia yang akan bergabung dengan NATO tidak berjalan sesuai rencana.

Ankara masih tidak sudi mendukung negara yang ‘mendukung terorisme’ untuk bergabung dengan NATO.

“Selama Erdogan masih presiden Republik Turki, kami tidak akan mengatakan ‘iya’ kepada negara yang terus membela terorisme untuk mendukung NATO,” kata Erdogan melansir CNA, Senin (30/5).

Turki menentang tawaran dari Swedia dan Finlandia dengan alasan bahwa negara-negara tersebut menampung orang-orang yang terkait dengan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan lainnya yang dianggap teroris.

Selain itu, menurut Turki mereka menghentikan ekspor senjata ke Ankara pada 2019.

“Mereka tidak jujur ataupun tulus. Kita tidak bisa mengulang kesalahan yang sama di masa lampau terkait negara-negara yang menerima dan ‘memberi makan’ para teroris kepada NATO yang notabene merupakan organisasi tentang keamanan,” kata Erdogan.

Sementara itu, Swedia dan Finlandia mengatakan mereka mengutuk terorisme dan siap berkoordinasi dengan Ankara.

“Usaha diplomatis sedang dilakukan. Kami menolak untuk memberikan komentar untuk saat ini,” kata Menteri Luar Negeri Swedia, Ann Linde.

Perlu diketahui, persetujuan dari Turki dibutuhkan Finlandia dan Swedia untuk bisa bergabung dengan NATO. Keanggotaan NATO harus disetujui oleh 30 anggota.