NUNUKAN, HOLOPIS.COM – Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara membuat Pemerintah Kabupaten menetapkan status tanggap darurat selama satu pekan.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, banjir yang terjadi sejak Selasa (24/5) masih belum mengalami surut sampai dengan saat ini.
“Sebanyak 1.006 Kepala Keluarga (KK) atau 3.217 jiwa yang terbagi di tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Nunukan terdampak bencana banjir. Sementara sebanyak 31 KK atau 82 warga dilaporkan mengungsi ke lokasi yang lebih aman,” kata Abdul, Kamis (26/5).
Tiga kecamatan terdampak yakni Kecamatan Sembakung tepatnya Desa Lubakan, Atap, Manuk Bungkul, Tujung dan Tagul. Kemudian Kecamatan Sembakung Atulai tepatnya Desa Binanun, Pulau Keras, Liuk Bulu, Lubok Buat, Katul, Mambulu, Pagaluyon, Saduman, Tulang dan Sabuluan. Terakhir di Kecamatan Lumbis masih dalam pendataan.
Abdul mengungkapkan, sebanyak 920 unit rumah warga, 7 unit sarana ibadah, 12 unit gedung pemerintah, 7 unit fasilitas pendidikan dan 3 unit fasilitas kesehatan terendam banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) bervariasi dari 50 cm hingga 485 cm.
BPBD Kabupaten Nunukan telah melakukan upaya penanganan darurat dengan berkoordinasi dengan pihak terkait, memberikan bantuan logistik dan evakuasi korban terdampak.
“Sementara kondisi terakhir di lokasi kejadian, air mulai surut di Kecamatan Sembakung Atuai dan Kecamatan Lumbis namun air masih menggenangi rumah warga di wilayah Kecamatan Sembakung,” tukasnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui laman websitenya telah merilis peringatan dini untuk waspada hujan sedang hingga lebat disertai petir pada Kamis (26/5) hingga Sabtu (28/5) mendatang. Adapun wilayah yang berpotensi antara lain Sei Menggaris, Sembakung Atulai, Lumbis, Malinau Selatan, Malinau Selatan Hilir, Malinau Selatan Hulu, Peso, Pujungan, Sesayap, Sungai Boh, Tulin Onsoi, Malinau, Tana Tidung, Kayan Hilir, Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan, Nunukan, Bahau Hulu dan Bunyu.