JAKARTA, HOLOPIS.COM Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Agung Suprio mengatakan, sumber inspirasi, etika, moral, dan kemanusiaan dalam penyiaran, baik melalui televisi, radio, maupun konten-konten media digital adalah agama.

Disamping itu, menurutnya sebagai sebuah sarana maka media televisi juga harus bisa menyediakan lebih banyak ruang publik untuk konten-konten bermuat NKRI.

“Nantinya, konten-konten tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia saat sedang melihat televisi,” kata Agung.

Ketua KPI juga sampaikan, saat masyarakat sudah mendapatkan kurikulum Pancasila maka hal tersebut bisa dijadikan inspirasi dalam membuat sebuah konten.

Apalagi buat para generasi milenial, pendidikan Pancasila bisa dijadikan sebagai tuntutan bagi mereka dalam membuat sebuah konten. Tidak hanya itu, mereka juga bisa menerapkan dalam kehidupan sehari – hari.

Apresiasi pun disampaikan KPI kepada BPIP, yang berupaya untuk kembalikan pelajaran Pancasila yang telah lama hilang.

Sehingga, kedepannya diharapkan upaya penguatan nilai-nilai Pancasila masuk ke dalam konten media digital, termasuk media penyiaran.

“KPI juga mengapresiasi upaya BPIP mengembalikan pelajaran Pancasila dalam kurikulum pendidikan mulai dari PAUD (pendidikan anak usia dini) hingga perguruan tinggi yang telah lama hilang,” ujarnya.

Sebelumnya, BPIP menjelaskan pendidikan Pancasila akan diajarkan lagi lewat kembalinya Pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran di sekolah, mulai dari jenjang taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi.

Hal itu akan ditandai dengan peluncuran bersama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 1 Juni bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila.

“Bahan ajar sudah siap semua, berupa buku-buku bahan ajar 30 persen, selebihnya 70 persen berupa animasi. BPIP siap menyongsong peradaban Pancasila yang ramah, damai, dan gotong-royong dalam keragaman bersama hadirnya siaran TV Digital,” katanya.