Selasa, 14 Januari 2025

Dua Perusahaan Besar Startup Gugur, Ratusan Karyawan di-PHK, Ada Fenomena Apa Sebenarnya?

JAKARTA, HOLOPIS.COM Dua perusahaan startup di tanah air, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja dan Zenius Education telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya.

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, penyebab PHK di beberapa startup, termasuk LinkAja dan Zenius terjadi karena alami kesulitan pendanaan setelah rencana bisnisnya terpengaruh pandemi COVID-19 dan penurunan pengguna yang signifikan.

Padahal, memang diakui Bhima, sebenarnya selama pandemi ada lonjakan pelanggan internet, tapi tidak semua merata dirasakan oleh startup.

“Faktornya, secara makro kenaikan tingkat suku bunga di berbagai negara membuat investor mencari aset yang lebih aman. Imbasnya saham startup teknologi dianggap high risk. Maka banyak yang meramal tahun ini adalah winter-nya startup alias tekanan sell-off besar-besaran di industri digital,” kata Bhima, Kamis (26/5).

Akhirnya, sambung Bhima, banyak startup kesulitan mendapatkan pendanaan baru dan investor makin selektif dalam memilih startup.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad, mengatakan, PHK besar-besaran yang dilakukan perusahaan startup adalah fenomena bubble burst atau ledakan gelembung yang sedang mengguncang perusahaan startup di Indonesia. Bubble burst bisa diketahui dari kinerja perusahaan yang kurang baik.

Setidaknya, sambung Tauhid Ahmad, ada dua hal yang menjadi penyebab perusahaan itu gulung tikar hingga melakukan PHK secarabesar-besaran terhadap karyawannya.

Pertama, kata Tauhid Ahmad, bisa jadi perusahaan ingin melakukan restrukturisasi karena ada skenario bisnis.

“Kedua, memang pencapaian kinerja lagi kurang bagus sehingga mereka melakukan efisiensi,” imbuh Tauhid Ahmad, Kamis (26/5).

Sebagaimana diketahui, fenomena ekonomi bubble burst adalah merujuk pada gelembung ekonomi, di mana terjadi eskalasi atau pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi, tetapi juga diiringi dengan kejatuhan yang relatif cepat.

Apabila melihat fenomena bubble burst di Indonesia, hal itu tampaknya tengah dialami perusahaan start up yang timbul tenggelam. Banyak start up bermunculan, tapi tak sedikit yang bangkrut.

Perusahaan ini banyak merekrut karyawan lewat strategi bakar uang, walaupun di sisi lain juga banyak melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Jauh sebelumnya, ada cukup banyak perusahaan startup yang berkembang pesat, mendadak mengumumkan mereka bangkrut dan angkat kaki dari Indonesia karena masalah keuangan.

Mengutip Investopedia, bubble burst atau ledakan gelembung adalah siklus ekonomi yang ditandai dengan eskalasi atau kenaikan nilai pasar yang cepat, terutama dalam harga aset.

Inflasi yang cepat ini diikuti oleh penurunan nilai yang cepat, atau kontraksi, yang kadang-kadang disebut sebagai bubble burst.

Biasanya, gelembung diciptakan oleh lonjakan harga aset yang didorong oleh perilaku pasar yang terkena euforia. Selama fenomena ini terjadi, aset biasanya diperdagangkan pada harga, atau dalam kisaran harga, yang sangat melebihi nilai intrinsik aset. Nilai ini biasanya digunakan oleh para investor untuk menentukan harga sebuah aset di pasaran.

Gelembung ekonomi bisa terjadi kapan saja. Gelembung ini biasanya dikaitkan dengan perubahan perilaku investor.

Gelembung di pasar ekuitas dan ekonomi menyebabkan sumber daya ditransfer ke area pertumbuhan yang cepat. Pada akhir gelembung, sumber daya dipindahkan lagi, menyebabkan harga menurun.

Misalnya, ekonomi Jepang pernah mengalami gelembung atau bubble pada 1980-an setelah bank-bank negara itu sebagian dideregulasi atau harus menerapkan aturan baru. Fenomena ini menyebabkan lonjakan besar dalam harga real estate dan harga saham.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral