JAKARTA, HOLOPIS.COM Ahli Epidemiologi Centers for Disease Control (CDC), dr John Brooks mengungkapkan, bahwa kelompok gay dan biseksual lebih rentan terpapar cacar monyet yang disebabkan infeksi virus monkeypox.

“Beberapa kelompok (gay dan biseksual) mungkin memiliki kemungkinan yang lebih untuk terpapar saat ini,” jelas Brooks seperti dilansir FOX News, Rabu (25/5).

Brooks menjelaskan, hal itu didasari oleh kasus cacar monyet di Eropa yang berkaitan dengan acara-acara besar di Spanyol dan Belgia.

Adapun Kedua acara tersebut yakni Darklands Festival di Belgia yang merupakan festival ‘Fetish‘ dan The Canaria Pride yang merupakan parade perayaan untuk identitas homoseksual dan LGBT lain.

Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa cacar monyet bukan penyakit menular seksual. Namun penyakit ini bisa ditularkan melalui kontak personal maupun seksual karena keduanya melibatkan kontak erat.

Senanda dengan dr Brooks dari CDC, dr David Heymann yang sempat menjabat sebagai pemimpin untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebut wabah cacar monyet yang terjadi di negara-negara Eropa tampak berkaitan dengan aktivitas seksual yang terjadi dalam penyelenggaraan pesta besar di Spanyol dan Belgia.

Seperti diketahui, WHO telah mengidentifikasi lebih dari 90 kasus cacar monyet yang tersebar di belasan negara, termasuk Amerika Serikat. Sejauh ini, kasus cacar monyet yang ditemukan bersifat ringan dan tak ada kasus kematian yang terjadi berkaitan dengan wabah ini.

Secara umum, cacar monyet menyebar lewat sentuhan atau gigitan hewan liar yang terinfeksi di Afrika Tengah dan Barat. Oleh karena itu, WHO melihat wabah cacar monyet yang menyebar di banyak negara saat ini sebagai kejadian yang tak biasa.

Meski demikian, WHO mengkkaim bahwa wabah cacar monyet yang terjadi saat ini bisa masih bisa dikendalikan. WHO pun mengimbau masyarakat untuk tidak menstigmatisasi kelompok tertentu.