JAKARTA, HOLOPIS.COMBank Indonesia (BI) terus berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022, dengan melanjutkan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, bahwa pihaknya telah membeli SBN di pasar perdana sebesar Rp30,17 triliun sejak awal tahun hingga 23 Mei 2022.

“Bank Indonesia melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2022 dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp30,17 triliun hingga 23 Mei 2022 melalui mekanisme lelang utama, greenshoe option, dan private placement,” kata Perry saat memaparkan hasil rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dikutip, Rabu (25/5).

Menurutnya, keputusan pembelian SBN ini sesuai dengan kesepakatan fiskal-moneter sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022.

Kendati demikian, Perry mengatakan pihaknya mulai melakukan penyesuaian kebijakan likuiditas dengan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah secara bertahap sejak 1 Maret 2022 lalu.

Ia menilai, kebijakan tersebut tidak akan berdampak negatif terhadap kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit ataupun pembiayaan kepada dunia usaha, serta tidak mengurangi niat perbankan untuk berpartisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN.

“Penyesuaian tidak mengurangi kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit/ pembiayaan kepada dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN,” tukasnya.

Adapun rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada April 2022 masih tergolong tinggi, yakni di angka 29,38 persen. Angka tersebut dinilai masih aman bagi perbankan dalam penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 9,10% year on year (yoy).

Sementara tingkat likuiditas yang terjaga didukung Dana Pihak Ketiga (DPK) pada periode yang sama, tercatat masih tumbuh sebesar 10,11% (yoy).