JAKARTA, HOLOPIS.COM – Salah satu pemimpin senior Taliban, Sher Mohammad Abbas Stanikzai, menyatakan tak sepakat dengan kebijakan kelompoknya yang membatasi hak-hak perempuan, termasuk dalam pendidikan.

Stanikzai menegaskan, perempuan memiliki hak-hak pendidikan, dan pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyediakannya.

Stanikzai menambahkan, perempuan juga harus diberikan hak-hak mereka berdasarkan budaya Afghanistan dan nilai-nilai Islam.

“Perempuan bahkan tak bisa meminta warisan mereka. Mereka kehilangan hak atas pendidikan. Di mana perempuan akan belajar pelajaran syariah? Perempuan merupakan setengah dari populasi Afghanistan,” ujarnya, dikutip TOLO News, Minggu (22/5).

Selain itu, Stanikzai menyoroti anggaran di sektor pembangunan ekonomi yang terlalu kecil. Menurutnya, karena tantangan ekonomi, orang terpaksa meninggalkan Afghanistan. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya memberikan stimulan agar perekonomian Afghanistan bisa bangkit.

“Kami tidak memiliki kursi di Organisasi Kerjasama Islam (OKI), kami tidak memiliki kursi di PBB dan kami tidak memiliki kantor politik di Eropa,” tambahnya.

Sementara itu, pemimpin Taliban lainnya, Mullah Mohammad Yaqub mengkritik sanksi ekonomi terhadap Afghanistan.

“Mereka memberlakukan sanksi ekonomi di Afghanistan dan membuat plot melawan kami di Afghanistan,” ucapnya.

Keputusan Taliban untuk melarang siswa perempuan di atas kelas enam pergi ke sekolah telah menuai kritik luas di tingkat nasional dan internasional.

Rezim Taliban yang mengambil alih Kabul pada Agustus tahun lalu telah membatasi hak dan kebebasan perempuan, dengan sebagian besar perempuan dikeluarkan dari angkatan kerja karena krisis ekonomi dan pembatasan.