JAKARTA, HOLOPIS.COM Sampah yang ada di Bantar Gebang, Bekasi, sebanyak 60 persen merupakan dari pemukiman yang ad di Jakarta. Paling banyak adalah, sampah organik.

“Kalau melihat komposisi sampah di Jakarta, memang yang terbanyak adalah sampah organik. Jadi dari komposisi sampah yang masuk ke Bantar Gebang, itu 60 persen dari permukiman,” ujar Kepala Bidang Peran Serta Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Agung Pujo Winarko (14/5).

Agung merinci, dari 60 persen sampah yang ada sekitar 53 persennya yakni sampah organik seperti sisa sayur atau buah, ranting dan daun.

Sisanya, adalah sampah non-organik seperti kaleng dan plastik dan sedikit B3 (bahan berbahaya beracun) seperti deterjen pakaian.Ia mengatakan, 7.500 – 8.000 ton sampah per hari masuk ke Bantar Gebang.

“Tapi kalau dari jenis dari sumber sampahnya, pertama itu dari permukiman, kedua perkantoran kemudian fasilitas-fasilitas umum,” ujar dia.

Oleh karena itu, Agung meminta agar isu terkait sampah harus menjadi prioritas semua masyarakat. Khususnya, terkait mikroplastik yang semakin hari membahayakan kondisi laut Indonesia.

Apa yang menjadi prioritas tersebut, harus dipahami masyarakat hingga tingkat rukun RT/RW dan keluarga.

Penyebab tingginya tumpukan sampah ini, karena masyarakat masih sulit memahami pentingnya memilah sampah sesuai jenisnya bahkan di tingkat keluarga.

Padahal menurutnya, beberapa jenis sampah seperti sampah plastik memiliki nilai jual yang dapat menambah penghasilan warga, bila diolah dengan benar maka secara langsung berpartisipasi menekan jumlah sampah yang masuk ke sekitar kali maupun laut.

Untuk menjaga DKI Jakarta bebas dari sampah plastik, dirinya berharap, setiap keluarga bisa lebih meningkatkan kepedulian terhadap pemilahan sampah.