JAKARTA, HOLOPIS.COM – Hanya dalam jangka waktu 2 minggu, film Indonesia bergenre horor telah berhasil mengumpulkan lebih dari 4,5 juta penonton.

Angka tersebut pun mengantarkan film yang disutradarai oleh Awi Suryadi ini menjadi film Horror Indonesia terlaris sepanjang masa mengalahkan Pengabdi Setan karya Joko Anwar.

Berawal dari kisah horor yang dibagikan oleh pemilik akun Twitter @SimpleMan berjudul KKN di Desa Penari, kisah ini pun berhasil mencuri perhatian masyarakat dan menjadi viral di tahun 2019.

“Sebelumnya, penulis tidak mendapat ijin untuk memposting cerita ini dari yang empunya cerita, karena beliau memiliki ketakutan sendiri pada beberapa hal,” tulis @SimpleMan di awal thread nya yang semakin mengundang rasa penasaran masyarkat.

Belum lagi nama kampung lokasi KKN tersebut dirahasiakan demi menghormati pencerita. Hingga saat ini, masih banyak netizen yang berusana menebak nama desa yang memiliki inisial ‘B’ tersebut.

Lalu apakah film yang sempat ditunda selama 2 tahun ini berhasil memberikan rasa mencekam yang sudah didapatkan pembaca dari thread Twitter tersebut?

Langsung Ada Kejadian Mistis di Awal Adegan

Tanpa berbasa-basi, penonton langsung diperkenalkan dengan keenam mahasiswa yang akan menjalani KKN di desa B.
Widya, Nur, Ayu, Bima, Wahyu dan Anton harus menyelesaikan KKN nya agar bisa lulus dari Universitas mereka.

Saat mobil memasuki wilayah desa B, kamera langsung dibuat terbalik perlahan yang menggambarkan dunia ke-enam mahasiswa akan berputar balik setelah perjalanan ini, seperti di awal film Hollywood Midsommar karya Ari Aster.

Begitu masuk desa, Widya langsung merasakan sesuatu yang aneh seperti mendengar suara gamelan. Namun kepala desa yang menerima mereka, Pak Prabu, langsung menangkis pertanyaan dari Widya.

KKN di Desa Penari
KKN di Desa Penari

Dari situ, penonton sudah langsung tahu bahwa Widya akan menjadi karakter utama dari kisah horor ini. Wahyu dengan leluconnya yang kadang kelewatan, juga berhasil membuat penonton tidak nyaman dan ingin Wahyu diam saja agar tidak membuat masalah lebih panjang untuk kelima temannya.

Meskipun berhasil mengenalkan beberapa karakter seperti Widya, Wahyu, Nur yang agamis, dan Ayu yang memimpin kelompok KKN, film ini masih gagal memperkenalkan karakter lainnya sehingga kurang membangun rasa simpati penonton ke setiap karakter.

Hubungan Bima – Ayu – Widya Tidak dijelaskan Secara Detail

Dari awal adegan, KKN Desa Penari langsung memberikan beberapa jumpscare dan penampakan di sana sini, tanpa adanya terlebih dahulu pengenalan terhadap karakter yang bisa membuat penonton bersimpati dan memiliki karakter favorit, hingga rasanya akan lebih menyakitkan jika karakter favorit mereka mengalami celaka.

Karakter Bima hanya ditunjukkan secara singkat jika ia aslinya bersifat baik dan dekat dengan Nur, dan karakter Anton juga tidak memiliki khas tersendiri kecuali hanya menjadi lawan guyonan dari Wahyu.

Film ini tampak terlalu mengikuti alur cerita dari thread Twitter tanpa memaksimalkan potensi yang mereka punya untuk kembali menceritakan kisah ini dengan cara yang lebih luas, dalam, dan menarik lewat layar lebar.

KKN di Desa Penari
KKN di Desa Penari

Cinta segitiga antara Bima – Ayu – Widya pun kurang dijelaskan dan dibuat lebih menarik yang harusnya bisa membuat akhir tragis mereka jauh lebih berbekas.

Para penonton yang belum membaca kisah lengkap KKN di Desa Penari jadinya tidak bisa memahami secara persis detail alur cerita dan konflik yang terjadi di antara mahasiswa, kecuali saat mereka diganggu oleh Badarawuhi.

Meski demikian, film ini cukup menarik untuk ditonton dengan sinematografi yang patut diacungi jempol. Kemampuan akting yang top notch dari para bintangnya seperti Aghniny Haque, Achmad Megantara, Adinda Thomas, Tissa Biani, Fajar Nugraha, Calvin Jeremy, dan Aulia Sarah sebagai Badarawuhi, berhasil membuat film ini pantas ditonton banyak orang.

Bagi anda yang sudah membaca thread-nya, atau sudah lama menunggu sejak tahun 2020, menonton KKN di Desa Penari tetap bisa membayar rasa penasaran anda.