Holopis.com JAKARTA, HOLOPIS.COM – China memberlakukan pembatasan perjalanan ke luar negeri seiring dengan penerapan kebijakan “zero-Covid”.

Pemerintah melarang warga pergi ke luar negeri untuk kepentingan nonesensial. Imigrasi Nasional China akan memperketat proses peninjauan penerbitan dokumen perjalanan seperti paspor, serta membatasi jumlah warga yang akan pergi ke luar negeri.

Perjalanan hanya diizinkan untuk tujuan esensial, seperti bekerja, studi, bisnis dan penelitian ilmiah, serta mencari perawatan medis.

Permohonan perjalanan bagi mereka yang perlu pergi ke luar negeri untuk membantu penanganan pandemi atau mengangkut sumber daya bantuan bencana akan dipercepat.

Pihak imigrasi mengklaim langkah tersebut perlu dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi ketika masyarakat meninggalkan China dan membawa virus ketika memasuki negara itu.

Namun, pemerintah China tidak mengungkapkan secara rinci bagaimana mereka dapat menegakkan pembatasan baru tersebut atau mencegah calon pelaku perjalanan memiliki dokumen perjalanan yang sah untuk pergi.

Adapun kebijakan pembatasan baru tersebut menjadi pembatasan perjalanan paling ketat China dalam beberapa dekade. Kebijakan ini pun mendapatkan beragam respons dari warga China.

“Jangan keluar kecuali perlu, jangan tinggalkan negara kecuali perlu, jangan lahir kecuali perlu,” tulis seorang netizen China di Weibo sebagai reaksi terhadap kebijakan tersebut.

Warga lain menduga pemerintah membatasi perjalanan ke luar negeri karena khawatir banyak orang berusaha melarikan diri akibat pemerintah akan memberlakukan lockdown, terutama di Ibu Kota Beijing di mana kasus Covid-19 meningkat.

Ketakutan ini diperparah dengan kekacauan dan disfungsi yang terjadi di kota-kota yang sudah diterapkan lockdown, seperti di Shanghai.

Adapun perjalanan ke luar negeri bagi warga negara China sangat dibatasi hingga awal 2000-an, tetapi berkembang pesat ketika pendapatan rumah tangga meningkat dan pemerintah melonggarkan aturan.