JAKARTA, HOLOPIS.COM – Amerika Serikat mengecam pelaku pembunuhan jurnalis Al-Jazeera Shireen Abu Akleh saat bertugas meliput serangan militer Israel di sebuah kamp Palestina di Tepi Barat.

Gedung Putih menyebut kejahatan itu sebagai penghinaan terhadap kebebasan media.

Ketika ditanya apakah AS akan melakukan penyelidikan sendiri atas kematian warga negara AS tersebut, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan, Washington tidak akan melakukannya.

“Israel mampu melakukan penyelidikan menyeluruh dan komprehensif atas pembunuhan Abu Akleh,” ujar Ned Price dilansir AFP, Kamis (12/5).

Sebagaimana diketahui, jurnalis Al-Jazeera Shireen Abu Aklehh ditembak dan dibunuh saat dia sedang meliput serangan militer Israel di sebuah kamp Palestina di Tepi Barat yang diduduki oleh tentara zionis.

Al-Jazeera menegarai, Israel sengaja menargetkan dan membunuh Abu Akleh.

Sebelumnya para pejabat Israel menuduh orang-orang bersenjata Palestina berada di balik pembunuhan itu, tetapi kemudian mundur dari pernyataan tersebut dan mengatakan mereka sedang menyelidiki dari mana tembakan itu berasal.

Melalui serangkaian tweetnya Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki ikut berbelasungkawa atas kematian jurnalis tersebut.

“Shireen adalah seorang legenda liputan, diikuti oleh mereka yang peduli dengan wilayah ini dan berduka oleh semua orang yang mengenalnya,” kata Pasaki.

“Kami sangat sedih mengetahui pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh, dan cederanya produser Ali Samoudi, hari ini di Tepi Barat,” sambung Psaki.