JAKARTA, HOLOPIS.COM – Rupanya Tokoh Nasional Rizal Ramli, rindu suasana Kota Bandung setelah dua tahun PPKM pandemi covid-19. Pria yang karib disapa RR itu menyelenggarakan halal bi halal di kediamannya di Kota yang dijuluki Paris Van Java itu (9/5).

Di daerah yang juga dijuluki sebagai Kota Kembang itu ternyata menyimpan banyak sejarah pria yang pernah menjabat sebagai Menko EKuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu. Ia diasah menjadi aktivis mahasiswa di ITB, dan pernah mendekam dalam penjara sebagai tahanan politik tahun 1978 di penjara Sukamiskin dan tahanan militer selama 1,5 tahun. Kala itu, RR bersama aktivis mahasiswa lainnya melalui Gerakan Anti Kebodohan mengkritik, pemerintah Soeharto yang sedang berkuasa secara otoriter.

Tempat yang nyaman di atas perbukitan Dago Giri, di halaman belakang terbuka lebar dengan hamparan pemandangan lembah hijau dengan banyak pepohonan. Adem. Jauh dari hiruk pikuk kemacetan Kota Bandung.

Bersama Lintas Tokoh dan Aktivis, diantaranya yang hadir Mayjen. Purn Deddy S Budiman, pakar Hankam FKP2B, Dr. Memet Hakim Ketua APIB, Kol.Pur. Sugeng Waras Ketua FPPI (Forum Purnawirawan Patriot Indonesia, Memet Hamdan, SH., MSi, Presidium FKP2B, Ir. Tito Roesbandi, M.Si. Ketua KPI, Ir. Syafril Sjofyan, MM, Presidium KAMI Jabar, Drs. Ernawan S. Koesoemaatmadja dan beberapa aktivis 77-78 serta tokoh dari daerah seperti Dr Asad dari Cirebon, drg. Dedi Achdiat, Abdul Fatah tokoh dari Purwakata, dari KBB, dari Bekasi serta tidak ketinggalan aktivis emak-emak Bandung.

M. Rizal Fadillah, Pimpinan Muhammadiyah Jabar di dapuk memberikan tausyiah. Menarik ceramah pendek, tentang kepemimpinan terkait kondisi saat ini. Perumpamaan tentang imam beribadah atau shalat berjamaah. Imam dipilih yang paling “ahli”. Banyak hafalan dan bagus bacaan. Rigt job. Bukan yang paling kaya atau tinggi pangkatnya. Bukan pula yang hebat dalam pencitraan diri.

Imam harus dipatuhi dan tidak boleh didahului. Mendahului imam nanti di akhirat makmum atau jamaah akan berkepala keledai. Imam salah bacaan atau rakaat ditegur dengan kalam “subhanallah”. Jika dibiarkan salah imam dan makmum berdosa semua. Perlu dan wajib monitor dan mengkritisi imam/pemimpin.

Nah, bila imam selesai mengimami shalat fardhu ketika sunat rawatib tidak diikuti lagi. Ada periodenya. Imam yang ingin terus menerus menjadi imam. Melanggar hukum. Jika imam batal, kentut dan lainnya. Ia harus sadar diri. Mundur dari jabatan imam. Jika sudah diketahui batal tapi tidak mau mundur, maka imam harus diganti paksa (kudeta) oleh jamaah yang tidak jauh kalah kualitasnya dengan imam.

Kehadiran Rizal Ramli (RR) disambut meriah. Terasa juga dari penampilan RR penuh semangat. Wajah berseri. Sebagai “urang Sunda” yang besar di Bogor bersama neneknya karena yatim piatu sejak umur enam tahun. Terselip sapaan dan celetukan bahasa Sunda. Menyampaikan pandangan tentang suasana masa kini, ekonomi, politik, budaya dan hukum. Beberapa info penting tapi off the record disampaikan.

Hal ini ditunggu oleh para peserta Halal bi Halal dengan antusias. Rizal Ramli sebagai Tokoh Nasional yang sangat dekat pusat informasi. Penyampaian RR penuh kesegaran dan meriah sesekali ditimpali tawa para undangan. Tanpa jedah posisi berdiri, RR tidak kelihatan kelelahan walau baru datang dari Jakarta.

Saking asyiknya, dua jam terlewati waktu makan siang. Laparpun tak terasa. Ketika kesempatan itu datang. Wah, hidangan yang disajikan terasa sangat nyunda, tidak lagi ketupat. Tapi Nasi Timbel merah dibungkus daun. Ayam Bakar, Balado Ikan Patin, Tempe Bacem, Sambel Teri Goreng Kering, Tumis Kecewis, Tumis Toge Jambal Roti, Sambel Terasi, Terong dan Leunca, tentunya khas Sunda kerupuk tidak ketinggalan. Antri untuk mengambil hidangan terobati dengan maknyusnya menu hidangan.

Suasana silaturahmi penuh keakraban ala HBH, Rizal Ramli dilanjutkan setelah istirahat makan siang dan sholat. Suasana diskusi dengan perut kenyang. Pandangan oleh beberapa tokoh dan aktivis dari Cirebon, Purwakarta dan Bandung. Diantaranya dari Kol. Purn Sugeng Waras menyampaikan perlunya pegangan Alqur’an dan hadist sebagai sumber ilmu dunia akhirat dan serta ber Itj’ma selalu dalam permufakatan, serta Qiyas yakni berdiskusi, mengkaji dan menganalisis.

“Saya yakin Dr. Rizal Ramli sudah sangat paham, karena seringnya beliau menyampaikan kajian dan analisa tajam yang selalu berpihak kepada ummat dan juga sangat anti terhadap Islamophobia,” kata Sugeng Waras

“Agar RR selalu mengingat namanya arti sugeng ‘selamat’ dan waras berarti ‘sehat’ disetiap kesempatan, semoga RR selamat dan sehat untuk menjadi presiden RI”, lanjut Sugeng Waras. Disambut “Aamiin” oleh para Hadirin.

Abdul Fatah dari tokoh masyarakat Purwakarta juga menyampaikan, “bukan pertanyaan tapi mengingatkan kepada diri sendiri dan para hadirin yang hadir, untuk kalangan atas dan menengah Rizal Ramli sudah sangat dikenal, lalu usaha kita bersama untuk menyampaikan kepada kalangan rakyat bawah bahwa Rizal Ramli sebagai tokoh yang jujur, amanah, berani memperjuangkan/ keberpihakannya kepada rakyat dan berpengalaman sangat lah pantas menjadi presiden,” ujar Abdul Fatah.

Saat adzan Asyar, acara silaturahmi Halal bi halal ditutup dengan doa oleh M.Rizal Fadillah. Ditengah suasana hujan lebat menguyur halaman belakang rumput hijau yang asri tempat acara berlangsung di kediaman komplek perumahan ITB. Tempat HBH Rizal Ramli mengesankan. Asyik, nyaman dan ceria. Harapan para peserta HBH terhadap bangsa ke depan.