JAKARTA, HOLOPIS.COM – Laporan tambahan tentang pasien lama Covid-19 yang dibantu oleh pengobatan antivirus oral Pfizer, Paxlovid, menawarkan dorongan baru untuk melakukan uji klinis guna menguji obat untuk kondisi yang melemahkan, kata peneliti AS.:

Penelitian tentang obat pil Covid-19 Paxlovid semakin diperdalam untuk menguji kondisi obat sebagai antivirus oral untuk menangani gejala Corona.

“Ada banyak harapan bahwa terapi antivirus dini, selain mencegah Covid-19 yang parah, juga akan mencegah Covid-19 yang lama. Mungkin saja benar, tetapi beberapa kasus menunjukkan bahwa itu tidak benar 100 persen,” kata Dr. Michael Peluso, yang laporannya dipublikasikan secara online di Research Square, Jum’at (6/5).

Tiga studi kasus sedang mengikuti laporan sebelumnya tentang pasien long Covid-19 yang merasa gejalanya sembuu setelah meminim obat.

Sementara, obat tersebut baru diizinkan untuk diberikan kepada orang dengan gejala tinggi dan masih di awal infeksi Covid-19.

Sekitar 30% masyarakat yang terinfeksi Corona diyakini mengidap long Covid-19, sebuah kondisi yang bisa berlangsung selama beberapa bulan dengan gejala termasuk kelelahan, detak jantung cepat, napas pendek, otot lemah, dll.

Ini bisa terjadi pada orang yang sempat mengalami gejala ringan dan berat Covid-19 termasuk pada anak-anak.

Sebuah laporan dari University of California, San Francisco (UCSF), peneliti menemukan 3 kasus berbeda padien yBg mengidap long Covid-19.

Pada dua kasus, dua pasien mengonsumsi obat Paxlovid dan merasa gejalanya sembuh.

Pasien ke-3 juga diberikan obat tersebut. Meskipun pada awalnya gejala semakin ringan, namun kondisi mereka kembali memburuk setelah berhenti mengonsumsi obat.

“Ini menunjukkan bahwa kita masih perlu melakukan studi lebih mendalam,” Peluso.

Juru bicara Pfizer Kit Longlet mengatakan mereka tidak punya studi mengenai long Covid-19 dan akan mengeksplor permasalahan ini.