JEPARA, HOLOPIS.COM – Salah satu tradisi yang unik dan dapat ditemukan di masyarakat jawa adalah bodo kupat alias lebaran ketupat. Di dalam momentum ini, masyarakat akan membuat sajian makanan khas lebaran yakni ketupat dan lepet.
Ketupat ini isinya adalah nasi bisanya yang dibungkus dengan daun kepala yang dibuat layaknya segi empat dengan motif jambul di ujung satunya, dan ekor di ujur berlawannya. Sementara lepet berisi nasi ketan.
Biasanya, masyarakat akan ramai-ramai membuat dua buah jenis makanan tersebut pada hari ketujuh lebaran. Mereka pun biasanya menyantapnya di rumah bersama sanak keluarga, atau sembari plesiran ke pantai atau tempat-tempat wisata alam.
Keseruan itu masih sering terlihat, walaupun dua tahun terakhir sebelumnya, tradisi ini tak banyak dijumpai karena masyarakat dilarang bepergian dan beraktifitas di tempat wisata seperti hutan maupun pantai karena pandemi Covid-19.
Lantas mengapa lebaran ketupat di Jawa selalu diperingati di hari ketujuh lebaran ?. Ternyata tidak ada histori apapun berkaitan dengan penentuan hari ketujuh lebaran sebagai hari ketupat.
Menurut pendapat dari Dosen Sejarah dari Universitas Negeri Malang (UM), Dwi Cahyono, ia menyampaikan bahwa kuliner ketupat sudah ada sejak masa Hindu-Budha, yakni sekitar abad ke-9 dan 10. Sebab, kata ‘kupat’ sudah disebutkan dalam Kakawin Ramayana.
Selain itu, ketupat tidak hanya dikenal di Pulau Jawa tapi juga Nusantara.
“Jadi kupat ini sudah ada sejak zaman pra-Islam. Tidak secara langsung dengan Islam. Bahwa nantinya dihubungkan dengan Islam, itu dalam perkembangan berikutnya,” kata pria yang dikenal sebagai arkeolog UM ini.
Namun untuk wilayah Jawa Tengah ke Timur, ketupat sulit ditemukan pada hari pertama Idul Fitri. Kuliner ini justru ditemukan sepekan setelah hari raya umat Muslim tersebut. Sepekan di sini berdasarkan makna orang Jawa bisa berarti tujuh hari, lima hari dan seterusnya.
Warga di Jawa Timur (Jatim) misalnya tidak selalu menyuguhkan ketupat pada hari ketujuh setelah Idul Fitri . Beberapa ada yang sudah membagikan kuliner tersebut pada hari kelima Idul Fitri . Namun untuk puncaknya tetap dilaksanakan pada hari ketujuh sehingga momen ini dianggap sebagai perayaan tersendiri, yakni Lebaran Ketupat.