JAKARTA, HOLOPIS.COM – Ahli Hukum Keuangan Negara Siswo Sujanto menyoroti sistem pembiayaan ajang besar Formula E di Indonesia terutama terkait commitment fee yang masih menjadi permasalahan hingga kini. Siswo mempertanyakan apakah dalam kegiatan besar dan multi year seperti ini, rakyat sudah benar-benar dilibatkan atau belum.
“Formula E itu kalau kita amati adalah sebuah gawe yang besar, kalau pemerintah akan melakukan kegiatan atau gawe yang multi year itu pasti secara serius sudah dibicarakan jauh-jauh hari dan harus direncanakan dengan baik, dan karena pemerintah menggunakan dana rakyat, maka pemerintah harus membicarakan dengan rakyat, yaitu sebuah lembaga rakyat,” ujar Siswo, (25/4).
Siswo juga menyoroti potensi pelanggaran yang terjadi pada penyelenggaraan pembiayaan ajang internasional tersebut.
“Pelanggaran itu macam-macam, ketika dana alokasinya tidak ada, melangkahi rakyat dan lembaga legislatif. Dan mengaca dari konsep teori pada saat terjadi covid, itu tidak mengapa karena darurat, tapi kalau tidak darurat atau dalam kondisi normal maka itu terjadilah pelanggaran politis,” tegasnya.
Menurut Siswo pembiayaan Formula E harus didasarkan dengan asas reliable, kembali kepada rakyat, karena menggunakan dana rakyat.
“Kecuali kondisinya darurat, maka anggaran itu boleh digeserkan alokasinya, boleh digunakan tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan legislatif, namun kalau kondisinya tidak darurat, tidak diperbolehkan,” paparnya.
Terkait permasalahan commitment fee, Siswo mengatakan bahwa ajang ini memang terkesan memaksakan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang sedang dihadapi dunia saat ini. Dan untuk kejanggalan kronologi commitment fee yang awalnya ditetapkan sebesar Rp2,3 Triliun untuk 5 tahun berubah drastis menjadi hanya Rp560 milyar untuk 3 tahun, Siswo mencontohkan dengan kasus pembelian barang sehari-hari seperti pembelanjaan tas.
“Itu aneh, pasti akan timbul pertanyaan. Kalau beli tas seharga satu juta tiba-tiba jadi Rp300 juta kan harus dipertanyakan, itu memangnya modalnya berapa? Ambil untungnya berapa? Kok bisa diturunkan dari seharga satu juta jadi 300ribu?,” pungkasnya.