“Penting sekali menjunjung nilai-nilai budaya, dengan sikap saling menghargai dalam mengambil kebijakan, atau memberi ruang toleransi kepada kearifan lokal untuk berkembang, akan lebih mempercepat program pembangunan IKN,” paparnya.

Dikatakan Hasrulliansyah, bahwa masyarakat Kalimantan khususnya Kutai Kartanegara adalah jenis kelompok yang sangat toleran dan membuka tangan terhadap adanya para pendatang dari luar daerah. Bahkan kearifan lokal semacam itu sudah ada sejak era kepemimpinan Sultan Kartanegara Ing Martadipura.

“Masyarakat Kukar dengan budayanya yang terbuka sudah terbiasa menerima kaum pendatang,” imbuhnya.

Untuk itu, ia berharap dengan adanya IKN Nusantara tersebut tidak malah menciptakan persoalan baru di kemudian hari.

“Jangan ada gap atau jarak atau tertutup dalam membangun komunikasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pembangunan IKN, semua stakeholder harus bersinergi dengan baik, kalau tidak terbuka dan belum tersosialisasi dengan baik,” tandasnya.

“Terkait program pembangunan IKN, semua akan jadi mengambang, masing-masing pihak saling lempar tanggung jawab, sehingga masyarakat ikut-ikutan bingung, kapan percepatan pelaksanaan pembangunan IKN,” sambungnya.

Lebih lanjut, dengan seiring pembangunan IKN Nusantara, ia juga berharap agar sebaiknya seluruh stakeholder di dinas terkait baik di Pemda Kukar agar mulai berbenah dan menginventarisir potensi lokal yang bisa dijual kepada wisatawan yang nanti berkunjung ke IKN Nusantara.