JAKARTA, HOLOPIS.COM Kandidat presiden dari Partai National Rally, Marine Le Pen akhirnya mengakui keunggulan lawannya, Emmanuel Macron dalam pemilihan Presiden Prancis.

Dalam pemungutan suara putaran kedua pemilihan presiden Prancis yang selesai pada Minggu malam (24/4) waktu setempat diketahui bahwa hasil exit pol menunjukkan kandidat dari partai beraliran kanan itu tertinggal jauh dari petahana yang beraliran tengah.

Dengan 90 persen suara diproses, Presiden petahana Emmanuel Macron memimpin dengan 56,54 persen suara, menurut hasil yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri Prancis. Sementara Le Pen, mengumpulkan 43,46 persen.

Le Pen memastikan, pihaknya menerima hasil pemungutan suara, dan sama sekali tak memiliki dendam politik.

“Saya tidak memiliki dendam atau kepahitan,” ujarnya seraya mengucapkan terima kasihnya kepada semua orang yang mendukungnya di kedua putaran pemilihan, sebagaimana dilansir AFP, Senin (25/4).

Le pen juga meminta pendukungnya untuk memilih partainya dalam pemilihan parlemen mendatang musim panas ini.

Sebagaimana diketahui, Le Pen merupakan putri kandidat presiden lima kali dan kelas berat sayap kanan Jean-Marie Le Pen. Pemilu 2022 adalah yang ketiga baginya. Pada 2012, ia berada di urutan ketiga dengan 17,9 persen suara, di belakang Francois Hollande dan Nicolas Sarcozy. Pada tahun 2017, dia berhasil melewati putaran pertama tetapi harus kebobolan dari Macron setelah menerima hanya di bawah 34 persen di putaran kedua.

Pada babak pertama, Macron mendapatkan 27,85 persen preferensi, dan Le Pen menerima 23,15 perse.

Terpilihnya kembali Macron sangat melegakan bagi sejumlah negara Uni Eropa. Menjelang pemilihan, beberapa pemimpin Eropa meminta pemilih Prancis untuk memenangkan Macron.