Kedua menlu juga sepakat untuk melakukan pertemuan MIKTA di sela-sela pertemuan para menlu G20 yang dijadwalkan pada Juli 2022 dan akanmengintensifkan komunikasi, terutama terkait situasi di Ukraina dan G20.

Terkait kerja sama bilateral, mereka sepakat untuk meningkatkan kerja sama pemulihan dari pandemi, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. “Saya harap perjanjian Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement dapat segera diselesaikan untuk semakin meningkatkan peluang kerja sama antara kedua negara,” kata Retno.

Terkait krisis di Ukraina, Retno mengapresiasi peran Turki dalam mendorong perundingan perdamaian, dan menegaskan kembali pentingnya menghentikan perang segera dan mendorong cara-cara damai untuk mencapai resolusi atas konflik.

Perang di Ukraina telah berdampak signifikan, tidak saja pada kemanusiaan tapi juga berdampak pada stabilitas dan ketahanan pangan dan energi dunia.

Oleh karena itu, kata Retno, semua negara memiliki kewajiban untuk turut berkontribusi menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat mendukung perdamaian dapat segera tercipta.

“Perdamaian diharapkan tercapai melalui meja perundingan,” katanya. Perdagangan bilateral Indonesia-Turki pada 2021 mencapai 2,01 miliar dolar AS (Rp29,09 triliun) atau meningkat 51,86 persen dibanding tahun sebelumnya.