Terakhir, ulama asal Kota Malang Jawa Timur itu tak sependapat dengan pendapat beberapa pihak yang menyebut, bahwa Densus 88 AT Mabes Polri dalam menindak terorisme adalah bagian dari islamofobia.

“Dibentuknya Densus 88 bukan islamofobia atau anti islam, tapi malah untuk melindungi masyarakat Indonesia dari oknum muslim yang bertindak radikal dan tunggangi islam,” ucapnya.

“Di Indonesia, Densus 88 tidak anti terhadap syariat islam, karena itu ranah privat umat islam indonesia, yang dilawan Densus adalah perilaku oknum umat Islam yang menyimpang,” pungkasnya.

Densus 88 Tangkap 7 Anggota NII

Perlu diketahui Sobat Holopis, bahwa tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap 7 (tujuh) terduga teroris di Jawa Barat. Tujuh terduga teroris itu ditangkap tim Densus 88 di Cirebon, Bogor, Bandung dan Garut pada Minggu (17/4).

“Benar ada penangkapan teroris oleh Densus 88. Para tersangka dibawa ke Mabes Polri,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo di Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/4).

Adapun terduga teroris yang ditangkap di Kota Bandung diketahui merupakan warga Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik. Ketua RW setempat, Sodikin, mengaku turut menjadi saksi dalam proses penggeledahan rumah terduga teroris berinisial A di kawasan Arcamanik itu.

Menurut Sodikin, penggeledahan dilakukan Minggu (17/4) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Namun sebelumnya, katanya, terduga teroris A telah ditangkap di tempat lain oleh Densus 88.

Dari penggeledahan yang dilakukan, Sodikin mengatakan aparat Densus 88 mengamankan sejumlah barang seperti dokumen, ponsel, buku kitab, hingga sebilah samurai.

“Katanya, ini teroris sudah dicari dua tahun yang lalu, baru ditangkap sekarang,” ujar Sodikin.