JAKARTA, HOLOPIS.COM – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menyarankan agar Mahasiswa Indonesia harus bicara dan menggelorakan gerakan Anti Khilafah yang saat ini masih menjadi agenda kampanye sempalan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Hal ini disuarakan oleh Habib Syakur, bahwa Mahasiswa harus fokus pada agenda reformasi, salah satunya adalah menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari rongrongan ideologi asing yang ingin menginvasi bangsa Indonesia.
“Mahasiswa harus bicara keutuhan NKRI yang utama, harus mendukung bahwa mahasiswa harus menyuarakan anti khilafah. Kembali lagi ke dasar negara,” kata Habib Syakur, Kamis (21/4).
Ulama asal Kota Malang Jawa Timur itu menegaskan kepada seluruh Mahasiswa Indonesia, bahwa propaganda Khilafah masih dilakukan secara ofisial organ Mahasiswa berama Gerakan Mahasiswa Pembebasan (GEMA Pembebasan).
“Khilafah itu sebuah paham memaksakan kehendak yang ingin menguasai Indonesia dengan daulah khilafah dan menghinakan sistem demokrasi,” ucapnya.
Masih kata Habib Syakur, GEMA Pembebasan tersebut berkamuflase sebagai organisasi kemahasiswaan keislaman dan menebar di kampus-kampus, baik swasta maupun negeri.
“Mendikbud Ristek bersama Mendagri dan Menteri Agama harus memanggil seluruh elemen Universitas dan Kepala Daerah untuk menertibkan keorganisasian elemen mahasiswa di Universitas-universitas, membubarkan Gema Pembebasan. Ini organisasi tidak sehat dan pemaksaan kehendak sehingga Indonesia tidak terbelenggu oleh persoalan propaganda buruk agen khilafah itu.
“Padahal lembaga pendidikan Indonesia adalah wadah untuk mencerdasakan bangsa dan mewujudkan calon pemimpin Indonesia masa depan. Bagaimana Mahasiswa mau maju kalau masih terjebak propaganda Khilafah,” tambahnya.
Habib Syakur juga menekankan bahwa Khilafah Islamiyah yang dipropagandakan oleh eks Hizbut Tahrir hanyalah sebuah keinginan memaksa tapi semu dengan berjualan ide pemerintah yang gagal.
“Daulah khilafah itu dianggap bagian dari murni bagian dari syariat Islam, padahal tidak. Daulah khilafah hanya sebatas pemaksakan kehendak untuk mengubah Pancasila menjadi sistem khilafah, dan itu tidak akan pernah berhasil di negara manapun karena mekanismenya tidak sesuai dengan kehidupan moderasi beragama,” sambungnya.