Selanjutnya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga menjelaskan, bahwa untuk mencapai tujuan masyarakat tanpa kelas, komunisme berada di titik ekstrem dengan menghalalkan segala cara. Yaitu, kekuasaan negara harus direbut dengan jalan revolusi oleh kelompok proletar.

Kekuasaan yang dimiliki negara proletariat tidak boleh dibatasi sehingga disebut diktator ploretariat yang dalam sejarah negara di dunia selalu melahirkan penderitaan dan akhirnya runtuh satu demi satu.

Maka dari itu, ia mengajak semua masyarakat untuk tetap menjaga moderasi beragama demi menyelamatkan Indonesia dari upaya invasi ideologi lain, termasuk radikalisme dan komunisme sekalipun.

“Demikian pula dengan radikalisme di negara kita tidak mudah berkembang adalah karena Islam yang diyakini oleh masyarakat Indonesia adalah Islam wasathiyah,” pungkasnya.