Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
NewsEkobizPengamat: Kemenkeu Tak Becus Kelola Fiskal dan Atur Utang, Indonesia Bisa Bangkrut...

Pengamat: Kemenkeu Tak Becus Kelola Fiskal dan Atur Utang, Indonesia Bisa Bangkrut Seperti Srilanka

Jakarta, HOLOPIS.COM – Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengingatkan, pemerintah harus waspada dalam mengatur utang sebesar Rp 7.014,58 triliun, dengan rasio terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 40,17 persen.

Apabila Kementerian Keuangan salah dalam mengelola fiskal dan tidak becus mengatur utang pemerintah, Bhima berpendapat, maka tidak menutup kemungkinan Indonesia bisa bangkrut seperti Sri Lanka.

“Perlu waspada. Kalau salah manajemen fiskal dan terlalu sembrono berutang, bisa ikuti jejak Sri Lanka,” ujar Bhima di Jakarta, Senin (18/4).

Bhima mengatakan, gagal bayar utang Sri Lanka seharusnya menjadi pelajaran bagi negara lain, termasuk Indonesia. Pasalnya, rasio utang Sri Lanka naik drastis dari 42 persen pada 2019 menjadi 104 persen pada 2021.

“Salah satunya karena beban pengeluaran selama pandemi Covid-19, utang infrastruktur, dan kegagalan mengatasi naiknya harga barang atau inflasi,” ungkap Bhima.

Bhima menambahkan, ketergantungan Sri Lanka pada utang dimulai saat ekspansi proyek infrastruktur yang sebenarnya tidak masuk akal secara ekonomi. Contohnya Pelabuhan Hambantota dengan kerjasama utang dari China direncanakan menjadi hubungan pelabuhan internasional yang memuat kapal-kapal kargo besar.

“Proyek tersebut masuk dalam OBOR (One Belt One Road) tahun 2017-2019,” beber Bhima.

Faktanya, sambung Bhima, proyek Pelabuhan Hambantota tidak sesuai rencana. Pemerintah Sri Lanka pun kesulitan membayar pokok dan bunga utang megaproyek tersebut. Hingga akhirnya membuat China menguasai konsesi pelabuhan Srilanka hingga puluhan tahun.

Bhima menjelaskan, pelajaran penting dari kasus Sri Lanka terletak pada ambisi pembangunan infrastruktur yang tidak terukur. Utang digunakan untuk pembangunan mubazir, dan birokrasi pemerintah makin gemuk.

Akibatnya ketika rakyat membutuhkan subsidi energi dan pangan untuk cegah inflasi berlebih, kas negara habis. Selain itu, check and balances di Srilanka dalam mengendalikan utang tidak berjalan.

“Kalau ada pemerintah ugal-ugalan menambah utang dan selalu bilang rasio utang aman, sementara tidak ada yang rem. Maka perlu diwaspadai ancaman krisis utang dalam beberapa tahun ke depan,” tandas Bhima.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Keuangan sebelumnya mencatat utang pemerintah telah berada di angka Rp 7.014,58 triliun dengan rasio terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 40,17 persen, per Februari 2022.

Berdasarkan laporan APBN KiTa edisi Maret 2022, peningkatan total utang pemerintah ini seiring dengan penerbitan surat berharga negara (SBN) dan penarikan pinjaman pada Februari 2022. Utang itu diklaim untuk menutup pembiayaan APBN.

“Penarikan pinjaman dan penerbitan SBN ini digunakan untuk menutup pembiayaan APBN,” tulis laporan APBN KiTa Edisi Maret 2022 yang dikutip Redaksi, Senin (18/4).

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

Harga Emas di Pegadaian Hari Minggu Terkerek Naik

Harga emas batangan bersertifikat yang dijual di PT Pegadaian (Persero) terpantau mengalami kenaikan tipis pada perdagangan akhir pekan ini, Minggu 22 September 2024.

Jangan Lupa! Tarif Tol Dalam Kota Jakarta Resmi Naik Hari Ini

Kenaikan tarif tol pada ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta telah resmi diberlakukan mulai hari ini, Minggu 22 September 2024, sejak pukul 00.00 WIB dini hari tadi. 

Hari Minggu, Harga Emas Antam Mandek di Level Rp 1.455.000

Harga emas batangan bersertifikat keluaran PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias emas Antam terpantau tidak mengalami perubahan alias stagnan pada perdagangan hari ini, Minggu 22 September 2024.

Menhub Klaim Punya Jurus Jitu Turunkan Harga Tiket Pesawat

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengungkapkan sejumlah cara untuk menurunkan harga tiket pesawat yang semakin mahal. Setidaknya, kata dia, terdapat empat cara yang dipaparkan olehnya.