RIAU, HOLOPIS.COM Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan upaya cegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Riau dengan melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Operasi TMC ini dilakukan, karena Riau merupakan salah satu wilayah di Sumatera yang rawan terkena bencana kabut asap. BRIN menyiapkan 20 ton bahan semai bubuk NaCl untuk rencana pelaksanaan 15 hari operasi TMC di Riau.

Direktur Penguatan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Salim Mustofa menyebutkan, dampak negatif Karthutla bisa merusak keanekaragaman dan ekosistem hutan.

Lalu, terganggunya transportasi udara serta lumpuhnya aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.

“Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi risiko karhutla dan kemunculan titik panas/hot spot di Riau. Upaya TMC sudah terbukti untuk memitigasi bencana karhutla di berbagai daerah,” terangnya (14/4).

Upaya BRIN dengan melakukan TMC, dilakukan sesuai dengan Inpres No. 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan yang menjadi tanggung jawab BRIN.

“Pelaksanaan TMC di Provinsi Riau dilaksanakan melalui laboratorium pengelolaan teknologi modifikasi cuaca, atas permintaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang turut menggandeng PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) untuk ikut mendanai upaya TMC ini,” jelas Salim.

SHR Manager RAPP, Wijatmoko menyebutkan pihaknya melihat TMC merupakan langkah preventif untuk dapat mencegah karhutla dengan memanfaatkan teknologi.

“Kami berkomitmen untuk ini. Karena dengan pencegahan banyak dampak-dampak lain yang bisa kita hindari,” tuturnya.

“Ini bantuan ketiga kami untuk TMC. Kalau tahun-tahun sebelumnya kami membantu dengan sembilan sorti, tahun ini akan ada 20 sorti,” tambah Wijatmoko.