JAKARTA, HOLOPIS.COM – Direktur eksekutif Komite Pemberantasan Mafia Hukum (KPMH) Habib Muannas Alaidid sangat menyayangkan video yang dilakukan oleh pria bernama Arif Ferdini Wibowo.
Di mana ia menyebut bahwa Ade Armando sudah meninggal dunia, sekaligus meminta semua laskar turun ke lapangan karena polisi sedang menyerang mereka dengan tembakan gas air mata.
Menurut Muannas, cara-cara yang dilakukan oleh Arif tersebut adalah bentuk provokasi dan penyebaran berita bohong kepada publik.
“Ngaku ditembakin petugas, Sebut AA sudah mati, bahaya betul provokasi dan sebarkan berita bohongnya, kadrun level atas,” kata Muannas, Rabu (13/4).
Lebih lanjut, Muannas juga menyebut bahwa radikalisme itu sesuatu yang nyata. Hal ini dikaitkannya dengan aksi kekerasan dan pengeroyokan sejumlah orang kepada Ade Armando di tengah-tengah aksi BEM SI di depan gedung DPR RI pada hari Senin (11/4) kemarin itu.
“Radikalisme itu nyata,” ujarnya.
Yang paling ia sesalkan adalah ketika kejahatan atasnama kebebasan itu dilakukan di bulan suci Ramadan. Menurutnya, praktik kekerasan secam itu tidak mencerminkan Islam.
“Ironi kejahatan dilakukan di bulan suci dan terhadap orang yang sedang berpuasa,” tandasnya.
Terakhir, Muannas pun menegaskan bahwa kelompok radikal dan intoleran semacam itu sama sekali tidak bisa ditolerir.
“Negara harus bersih-bersih, kelompok radikal tidak bisa dimasukkan dalam ‘cluster’ demokrasi,” pungkasnya.