“Harap diingat bahwa negara membutuhkan kesabaran Anda pada saat kritis ini,” ujar Mahinda.
Selain memprotes krisis, warga juga menuntut pemecatan pemerintahan Rajapaksa. Pasalnya, keluarga Rajapaksa menguasai politik Sri Lanka selama dua dekade.
Mahinda-pun enggan mengomentari tuntutan masyarakat agar ia turun dari tampuk kekuasaan. Ia malah membela pemerintahannya dengan menyalahkan partai oposisi yang tak mau membantu.
“Kami mengundang semua pihak lain untuk maju dan menerima tantangan, tetapi mereka tidak melakukannya, jadi kami akan melakukannya sendiri,” kata Mahinda.
Sri Lanka tengah menghadapi krisis besar. Akibat krisis ekonomi ini, politik Sri Lanka juga kacau balau.
Faktor utama krisis tersebut adalah pemerintah tak mampu mengelola perekonomian, terutama di tengah pandemi Covid-19.
Akibatnya, Sri Lanka didera krisis valuta asing, kenaikan harga pangan, pemadaman listrik selama beberapa pekan, juga kekurangan obat-obatan hingga bahan bakar.
Sri Lanka pun kian terpuruk dan meminta bantuan dana ke IMF. Pekan ini, pemerintah mempersiapkan negosiasi bailout atau pemberian bantuan dengan IMF.
Mereka berharap lembaga keuangan global itu bisa mendukung neraca pembayaran negara itu dalam tiga tahun ke depan sebesar US$3 miliar atau Rp50 triliun.
Page: 1 2
Puncak arus mudik perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 diprediksi akan terjadi pada hari…
Harga emas batangan bersertifikat keluaran PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terpantau mengalami kenaikan yang signifikan…
Duel sengit antara Persija vs PSS Sleman bakal tersaji di pekan ke-16 Liga 1 musim…
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan perdagangan periode 16–20 Desember 2024 ditutup…
Duel seru antara Crystal Palace vs Arsenal akan tersaji di pekan ke-17 Liga Inggris. Berikut…
Cleveland Cavaliers sukses mengandaskan perlawanan sengit Milwaukee Bucks pada lanjutan NBA, dengan skor cukup telak…