JAKARTA, HOLOPIS.COM – Imran Khan secara resmi telah digulingkan dari kursi Perdana Menteri Pakistan pada Minggu (10/4) kemarin.

Imran Khan selaku Perdana Menteri Pakistan sebelumnya digulingkan dari jabatan pemerintahan pasca mendapat mosi tidak percaya di kursi parlemen.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa Imran Khan ditinggal oleh koalisi yang mendukungnya, di mana mitra koalisinya tersebut menyalahkan atas keruntuhan ekonomi dan tak tercapainya janji kampanye.

Dilansir dari Hindustan Times Selasa (12/4), berikut ini kronologi digulingkannya Imran Khan dari kursi PM Pakistan.

  • November-Desember 2021

Pemimpin Khursheed Shah yang pertama kali menyebutkan bahwa oposisi akan memiliki jumlah yang cukup jauh untuk menggulingkan Imran Khan. Sebulan kemudian,Ayaz Sadiq dari PMLN mengisyaratkan bahwa pihak oposisi sedang mempersiapkan perubahan.

  • Januari 2022

Partai Rakyat Pakistan menyatakan bahwa oposisi menginginkan Imran Khan lengser. Kemudian pejabat oposisi membahas kemungkinan mosi tersebut. Termasuk Shehbaz Sharif selaku pemimpin oposisi di Majelis Nasional juga memberikan opsi kepada Gerakan Muttahida Qaumi Pakistan yang merupakan sekutu utama Imran Khan.

  • Februari 2022

Di tengah desas-desus terhadap Imran Khan, Muttahida Qaumi Movement – Pakistan (MQM-P) mengangkat keprihatinan serius tentang kebijakan pemerintah.

Pemimpin MQM-P menyalahkan kebijakan pemerintah atas kenaikan harga bahan bakar, inflasi dan manajemen ekonomi yang buruk.

  • 11 Februari 2022

Ketua Gerakan Demokratik Pakistan (PDM) yakni Maulana Fazlur Rehman mengumumkan untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap PM Imran Khan atas nama partai-partai oposisi.

  • 8 Maret 2022

Oposisi mengajukan mosi tidak percaya terhadap Imran Khan di Sekretariat Majelis Nasional karena pimpinannya tidak berada di lokasi sehingga keputusan disampaikan ke Sekretariat.

  • 12 Maret 2022

Pemimpin Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) yakni Nawaz Sharif dan pemimpin Tehreek insaf Pakistan yakni Aleem Khan membahas langkah oposisi untuk mengusir PM Imran Khan di London.

  • 21 Maret 2022

Pemerintah Pakistan mengajukan referensi di Mahkamah Agung dengan permintaan penafsiran Pasal 63 (A) Konstitusi yang terkait dengan diskualifikasi anggota parlemen dengan alasan pembelotan.

  • 21 Maret 2022

Imran Khan mengklaim mosi tidak percaya dari pihak oposisi merupakan bagian dari konspirasi yang didanai asing untuk menggulingkannya. Sehari setelah itu Shahbaz Sharif langsung menyampaikan resolusi tidak percaya.

  • 31 Maret 2022

Sesi Majelis Nasional Pakistan untuk mosi tidak percaya terhadap PM Imran Khan ditunda hingga 3 April.

  • 3 April 2022

Mosi tidak percaya terhadap Imran Khan ditolak di Majelis Nasional karena masalah keamanan. Wakil ketua Majelis Nasional Qasim Suri telah menolak pemungutan suara yang menentang pemerintah Imran Khan dan menyebut tidak konstitusional. Imran Khan pun menyerukan pemilihan suara dari awal.

  • 7 April 2022

Mahkamah Agung Pakistan memerintahkan pemulihan Parlemen dan mengadakan sesi pada tanggal 9 April untuk melakukan pemungutan suara untuk menentang perdana menteri.

  • 8 April 2022

Sehari sebelum parlemen ditetapkan untuk memberikan suara pada mosi tidak percaya, Imran Khan menuduh AS campur tangan dalam politik Pakistan dan berencana untuk menggulingkan rezimnya melalui pemungutan suara.

Imran Khan mengatakan bahwa tidak akan mentolerir keterlibatan pihak asing dan akan meminta dukungan publik jika hal seperti itu terjadi.

  • 9-10 April 2022

Majelis Nasional menggulingkan Imran Khan dari kursi PM Pakistan melalui mosi tidak percaya yang diajukan oposisi kepadanya. Majelis Nasional Pakistan pun akan merundingkan kembali untuk memilih perdana menteri baru.

Sebagai informasi tambahan bahwa PM Pakistan yang baru saat ini dipegang oleh Shehbaz Sharif selaku pemimpin oposisi di Majelis Nasional.