“Aksi di bulan puasa ini adalah aksi tidak beradab yang dilakukan oleh kelompok pengasong khilafah, mereka tidak menghormati kesucian bulan suci Ramadan sehingga kemurnian bulan suci Ramadan diganggu,” tandasnya.

Terakhir, ulama asal Kota Malang itu berharap besar, gerakan intelektualitas mahasiswa esok tidak diganggu oleh kelompok perusak NKRI, sehingga justeru substansi tuntutan menjadi bias karena didominasi oleh narasi kelompok penyusup.

“Panglima dan aparat penegak hukum harus menindak tegas pengasong khilafah, ditangkap dan diberikan hukuman jera, khususnya terhadap kemurnian aksi mahasiswa Indonesia, aksi mahasiswa Indonesia tidak bokeh ditunggangi kelompok manapun,” pungkasnya.

Perlu diketahui Sobat Holopis, bahwa Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mendukung pernyataan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, agar aparat keamanan tidak represif dalam menghadapi aksi mahasiswa saat demonstrasi akbar, Senin (11/4) besok.

Hal itu disampaikan Andika saat mengunjungi LaNyalla di Rumah Dinas Ketua DPD RI, Jakarta, Sabtu (9/4).

Dalam pertemuan tersebut, kedua tokoh itu membahas dinamika yang terjadi belakangan ini. Terutama aksi-aksi mahasiswa di beberapa kota, termasuk rencana aksi besar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) besok.

“Kami berterima kasih sudah diingatkan oleh Ketua DPD RI. Memang pasukan kami sudah di-BKO ke Polda dan Polres untuk antisipasi aksi. Tetapi kami tegaskan bahwa TNI dan seluruh jajaran tetap disiplin, sesuai tugas pokok dan fungsi serta kewenangannya,” kata Andika dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (10/4).

Jelang 11 April: Itu Pasukan Pandir
Menurut Andika, demonstrasi merupakan hak politik masyarakat untuk berpendapat yang dijamin konstitusi dan dilindungi Undang-undang. Namun Andika mengingatkan agar demonstrasi yang dilakukan, tidak merusak fasilitas umum maupun infrastruktur yang ada.

“Karena yang rugi kita semua. Suara rakyat pasti didengar oleh pemerintah. Termasuk suara dari Pak Ketua DPD RI yang merupakan tokoh di negeri ini,” ujarnya.