Kemudian dari sisi most retweeted, ditemukan unggahan dari akun @PecanduKretek. Akun tersebut menduduki peringkat ke atas Most Retweeted dengan unggahan berupa gambar.
“Dari contoh beberapa top retweeted ini bisa dibaca narasi yang dilengkapi dengan gambar dan video sehingga lebih mudah viral, dengan tagar #GoodByeJokowi, #JokowiTurun, #Revolusi,” ujar Ismail.
Lebih lanjut, ismail mengatakan, bahwa para aktor-aktor seperti rakyat, mahasiswa, dan (anak) STM cukup besar volumenya yang menulis cuitan dengan menyematkan tagar seperti #GoodByeJokowi, #turunkanjokowi, #revolusi, #RakyatBersamaMahasiswa.
“Percakapan topik ini tampak jelas dibangun oleh hanya satu klaster. Sentimen negatif (merah) terhadap Jokowi diperlihatkan melalui ekspresi tagar yang digunakan
Adapun top influencers dari tagar tersebut adalah @cybsquad_, dengan total retweet sebanyak 7.257 engagement dan retweet. Disusul oleh @PecanduKretek dengan 3.607 engagement.
Menurutnya, tingginya angka engagement tersebut biasanya mendapat engagement yang lebih tinggi dibanding yang hanya teks saja.
Dalam percakapan ini banyak gambar dibuat dengan narasi turunkan Jokowi, tunggu Komando, Reformasi Jilid II,dll.
Berdasarkan hasil temuannya, Ismail mengatakan bahwa kebanyakan akun yang mengunggah narasi Turunkan Jokowi di Twitter tersebut mendapat skor bot lebih dari 1. Padahal skor normal berada di kisaran 0 sampai 1.
“Artinya ada indikasi sebagian postingan tidak natural,” terangnya.
Dengan demikian, Ismail pun menyimpulkan hasil daripada penelitian sosmed yang dilakukannya mendapati fakta sebagai berikut ;
Bahwa menjelang demo 11 April 2022 yang akan dilakukan mahasiswa, di media sosial berkembang narasi “Jokowi Turun” dengan tagar #TurunkanJokowi dan #GoodbyeJokowi, seolah-oleh itu adalah tuntutan mahasiswa. Padahal itu murni narasi kelompok oposisi, bukan Mahasiswa apalagi BEM SI.
“Diduga tuntutan di atas adalah dari penunggang demo mahasiswa,” tuturnya.