JAKARTA, HOLOPIS.COM – Bank Indonesia (BI) mencatat posisi devisa RI pada periode Maret 2022, menurun sebesar US$ 2,3 miliar, dari yang semula US$ 141,4 miliar menjadi US$ 139,1 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, bahwa penurunan tersebut salah satunya dipicu oleh pembayaran utang luar negeri.

“Penurunan posisi cadangan devisa pada Maret 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri Pemerintah,” ujar Erwin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/4).

Menurutnya, posisi cadangan devisa tersebut masih tergolong tinggi, mengingat angka tersebut setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

“berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” ujarnya.

Erwin mengatakan, pihaknya menilai cadangan devisa yang dimiliki Indonesia saat ini mampu mendorong ketahanan di sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

lebih lanjut, Erwin mengatakan, bahwa cadangan devisa tersebut diproyeksi akan terus meningkat, seiring dengan stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga.

Tak hanya itu, berbagai respons dan pelonggaran kebijakan terkait penanganan pandemi Covid-19 juga diyakini mampu mendorong kenaikan cadangan devisa negara.