Ia memandang pro dan kontra terhadap sebuah kebijakan adalah hal yang wajar di negara demokrasi, namun ia meyakini bahwa IKN Nusantara yang akan menempati dua kabupaten sekaligus di Kalimantan Timur, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar) itu sudah dilakukan perencanaan dan perhitungan yang sangat matang. Terlebih, saat ini Kepala dan Wakil Kepala Badan otorita IKN yang bertanggung jawab memimpin proyek pembangunan pusat pemerintahan tersebut sudah ditetapkan oleh pemerintah.

“Kami mengimbau sebaiknya seluruh elemen masyarakat di Indonesia tidak perlu terjebak kepada pro dan kontra kepindahan IKN di Kaltim. Marilah kita mengambil sisi positifnya atau nilai-nilai baiknya saja, karena kebijakan kepindahan IKN pasti sudah diperhitungkan oleh para ahli di bidangnya masing-masing,” paparnya.

Menurut pendapatnya jika IKN pindah ke Kaltim, tentu masyarakat di Kaltim akan ikut berubah maju.

“Bisa jadi, kepindahan IKN tersebut memberi berkah bagi, pengembangan infrastruktur lainnya, termasuk destinasi obyek wisata budaya adat dayak, seperti Kampung Adat Dayak Pampang di Samarinda, Dusun Wisata Putak dan Kampung Budaya Desa Sungai Payang,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Yulius juga mengatakan bahwa Dusun wisata dayak Putak juga memiliki agenda rutin tiap tahun, seperti menggelar pesta adat budaya dan pesta perayaan menyambut hasil panen pertanian. Kegiatan tersebut tidak hanya disambut rasa antusias warga masyarakat lokal, akan tapi juga warga pendatang dari Kaltim dan luar Kalimantan yang cukup besar perhatiannya untuk datang menyaksikan pesta adat budaya dusun Putak tersebut.

Ia berharap agenda-agenda rakyat dan kearifan lokal di Kalimantan bisa tetap dilestarikan dan semakin dikenal dunia karena dampak pemindahan IKN di Kalimantan Timur itu.

“Ada acara petik panen padi, di ladang, ada pentas tari-tarian adat dayak dan nyanyi serta drama, semua dilakukan dalam rangka melestarikan warisan leluhur,” tuturnya.