JAKARTA, HOLOPIS.COM Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, bahwa saat ini muncul tantangan dan ancaman baru yang harus dihadapi masyarakat selain Pandemi Covid-19. Ancaman tersebut yakni kenaikan harga barang-barang atau inflasi.

“Kalau dulu ancaman dan tantangan untuk masyarakat adalah pandemi, sekarang tantangan dan ancaman adalah kenaikan harga dari barang-barang,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (5/4).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, kenaikan harga barang-barang yang disebabkan oleh kondisi geopolitik dunia itu seperti pisau bermata dua bagi pemerintah.

Di mana pada satu sisi membawa dampak positif bagi penerimaan negara. Salah satunya yakni penerimaan dari hasil perdagangan berbagai komoditas andalan Indonesia.

“Entah itu dari komoditas minyak, gas, batu bara, nikel, ataupun CPO. Itu berikan daya tambah dari sisi penerimaan negara,” ungkapnya.

Namun, di sisi lainnya masyarakat juga akan merasakan rambatan dari inflasi global tersebut terhadap kenaikan harga-harga komoditas barang hariannya.

“Inilah yang perlu untuk diputuskan langkah-langkah kebijakannya,” katanya.

Sri Mulyani mengungkapkan, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada pihaknya, agar bisa mengalokasikan kelebihan dari penerimaan negara untuk mendukung kebutuhan masyarakat.

“Dari sisi APBN, kita akan dukung langkah-langkah mengamankan masyarakat kita, utamanya yang mengalami tekanan dari dampak global yang memang dirasakan seluruh dunia,” papar Sri Mulyani.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, bahwa Presiden Jokowi ingin menjaga daya beli masyarakat, momentum keuntungan ekonomi, dan juga menjaga kesehatan APBN, tanpa harus mengorbankankan salah satu.

“Pak presiden minta kita lihat detil harga pangan dan energi kemudian mencari pilihan kebijakan yang kita ambil untuk bisa di satu sisi menjaga daya beli masyarakat, menjaga momentum ekonomi, dan juga menjaga kesehatan APBN,” pungkas Sri Mulyani.