yandex
Sabtu, 11 Januari 2025

Herawati Diah, Tokoh Wartawan Perempuan yang Dibadaikan di Google Doodle

Sebagai perempuan bisa pada umumnya, Herawati ternyata memiliki hobi bermain bridge. Bahkan untuk menyalurkan hobinya itu, ia selalu bermain bridge dua kali seminggu. Bahkan di usia senjanya ia mengikuti turnamen bridge.

Herawati tutup usia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta karena sudah sepuh dan mengalami pengentalan darah pada 30 September 2016. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, di samping makam suaminya, B.M. Diah.

Media

Herawati Diah patut dikenang sebagai sosok jurnalis perempuan yang berjasa atas media di Indonesia. Saat itu tak mudah menemukan pers perempuan yang peduli dengan gerakan perempuan, ketika Indonesia telah merdeka selama 25 tahun.

Melansir dari buku Seabad Pers Perempuan Bahasa Ibu, Bahasa Bangsa karya Devi Kusumastuti P, dkk pada tahun 70an, ada perubahan yang terjadi dalam tubuh pers perempuan Indonesia. Orientasi kemunculan media-media baru juga mengarah ke Barat.

Keluarga Herawati Diah lalu mendirikan majalah Keluarga yang memiliki moto “untuk ibuk, bapak, dan anak”. Majalah ini didirikan oleh ibu dari Herawati Diah yaitu S.A. Latip.

Ide penerbitan majalah ini diawali pada tahun 1938. Awalnya mereka menerbitkan majalah perempuan bulanan yang diberi nama Doenia Wanita. Kemudian ide tersebut dimantapkan dengan kelahiran penerbitan Keluarga pada tanggal 1 Desember 1952.

Majalah ini diterbitkan setiap pada tanggal 1 awal bulan. Setelah itu keluarga Herawati mendirikan Yayasan Keluarga pada tanggal 30 September 1954.

Awak media Keluarga diketuai oleh Herwati Diah yang dibantu oleh ibunya, Siti Kardinah Suparmin, Tini Soekardono, S.K Abdurachman, Retnowati Sudjono, serta Rukmini Soedirdjo.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral