JAKARTA, HOLOPIS.COM – Mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Muhammad Chatib Basri memberikan komentarnya terkait dengan lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM dan PT Pertamina.
Pasalnya, kenaikan harga yang sangat fantastis menjadi perhatian serius, yang sebelumnya di angka Rp9.000 – Rp9.400, akan naik menjadi Rp16.000 per 1 April 2024 mendatang.
Chatib Basri mewanti-wanti efek samping dari price gap tersebut.
“Ada yang perlu diantisipasi terkait kenaikan Pertamax (yakni) soal price gap,” kata Chatib Basri, Kamis (31/3).
Dengan kondisi harga Pertamax nanti di Rp16.000, kemudian harga Pertalite tetap di Rp7.650, maka efek sampingnya adalah perpindahan penggunaan dan konsumsi Pertalite yang akan melonjak sangat tinggi. Karena peralihan secara sporadis pengguna Pertamax ke Pertalite yang masih disubsidi oleh pemerintah.
“Maka bisa terjadi migrasi dari Pertamax ke Pertalite. Bisa terjadi over quota dan beban APBN naik tajam,” ujarnya..
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal tahun 2012 itu menyarankan, agar strateginya tidak pada peralihan target subsidi barang, melainkan peralihannya kepada target market saja.
“Lebih baik targeted subsidy orang daripada barang,” tutur Chatib.
Perlu diketahui, bahwa per tanggal 1 April 2022 besok, harga BBM jenis oktan RON 92 tersebut akan mendapatkan bandrol baru, yakni Rp16.000. Angka tersebut dikabarkan berdasarkan hasil perhitungan dari Kementerian ESDM dan diamini oleh PT Pertamina Persero. Bahkan kabarnya, DPR pun ikut memberikan dukungan terkait dengan hal itu.