JAKARTA, HOLOPIS.COM – Lapisan Es Conger di wilayah Antartika Timur dikabarkan hancur menyusul periode panas ekstrem di wilayah tersebut pada bulan Maret ini.

Seperti yang dilansir dari akun Twitter @CapComCatWalk, Catherine Colello Walker selaku Ilmuwan Bumi dan Planet NASA mengatakan pada Jumat (25/3) lalu, hancur atau runtuhnya Lapisan Es Conger seluas 1.200 kilometer persegi di Antartika Timur itu terlihat dari sorotan gambar satelit.

“Mungkinkah itu mencapai titik kritisnya setelah #Antarctic #AtmosphericRiver dan gelombang panas juga?” tanya Colello.

Kemudian, ada pun penjelasan dari Peter Neff yang merupakan ahli Glasiologi di University of Minnesota mengatakan bahwa gelombang panas di bulan Maret mencapai suhu 70 derajat fahrenhei atau sekitar 40 derajat celcius di beberapa bagian Antartika Timur, hal tersebut dinilai jauh di atas normal.

Peter Neff menambahkan bahwa iklim di wilayah Antartika sangat bervariasi, namun kejadian ini di luar skala pada umumnya.

“Ini setidaknya dua kali lebih ekstrem dari peristiwa pemanasan seperti yang kita duga,” ujar Neff.

Lebih lanjut Neff menjelaskan, suhu di wilayah tersebut biasanya berada di sekitar -60 derajat Fahrenheit atau sekitar -51 derajar celcius saat ini sepanjang tahun, namun di awal bulan ini suhu berada di sekitar 10 derajat atau -12 derajat celcius dan sekarang telah kembali normal.

Terkait hancurnya Lapisan Es Conger, Neff turut membenarkan hal yang sama dengan Catherine Colello Walker.

“Lapisan es kecil yang malang ini hanya bertahan untuk kehidupan yang berharga di iklim pantai yang sangat hangat ini dan telah menipis dan rusak selama beberapa dekade terakhir,” ujarnya.

Ada pun penjelasan lain mengatakan bahwa peristiwa ini menunjukkan sistem Antartika sensitif terhadap perubahan atmosfer.