JAKARTA, HOLOPIS.COM Mantan narapidana terorisme, Ustadz Sofyan Tsauri mengatakan bahwa penanganan terorisme di Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan penanganan terorisme di negara-negara lain.

Hal ini karena proses penanganan terorisme di Indonesia masih mengedepankan hukum dan mekanisme justice yang jelas.

“Kalu di Indonesia ada 2 pendekatan, yakni pendekatan soft approach dan hard approach. Soft approach itu penanganan hukum,” kata Sofyan Tsauri dalam Ruang Tamu Holopis Channel dengan tema ‘Lawan Radikalisme atau Islamofobia’, Kamis (24/3).

Bahkan ia pun mengajak perbandingan penanganan terorisme dengan negara-negara lain. Di Malaysia dan Singapura, regulasi yang mengatur proses penanganan terorisme pun tidak jelas. Bahkan ada yang sampai dipenjara lama namun tidak kunjung mendapatkan kejelasan tentang batas hukuman yang akan dijalani.

“Saya punya teman Indonesia yang sampai 4 tahun dipenjara di Malaysia, kemudian ada juga kawan sampai 12 tahun berada di penjara Filipina tanpa ada kejelasan mau sampai berala lama dia dipenjara. Di Saudi, baru baiat saja langsung ditembak di alun-alun atau di masjid di Riyad atau di Makkah, (mereka) dihukum mati. Ada 81 orang dan beritanya masih hangat sebulan yang lalu,” jelasnya.

Sofyan Tsauri yang juga mantan anggota Brimob Polri ini menerangkan, bahwa sepanjang Densus 88 menangani terorisme, seluruhnya bisa diseret ke persidangan. Bahkan siapapun bisa mengakses proses hukum tersebut secara transparan.

“Hampir semua penanganan terorisme hampri 3.000 kasus sejak 2001 sampai sekarang 2022 semua dihadapkan pada pengadilan dan terbuka, kita bisa akses, semua wartawan bisa melihat sebagai alat kontrol kita, kita akan lihat modus operandinya dan sebagainya, semua diakses secara transparan. Kita juga bisa baca BAP semua putusan-putusan,” terangnya.

Oleh karena itu, ia menganggap bahwa proses penanganan terorisme di Indonesia sudah jauh lebih baik dibanding negara-negara lain yang mengklaim paling menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM).

“Artinya semua penanganan terorisme di Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan negara lain. Bahkan di Amerika saja yang katanya negara paling kuat HAM-nya, teroris masukkan tangan ke kantong saja sudah langsung ditembak,” tandasnya.