JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pangeran William dan istrinya, Kate Middleton tiba di Bahama untuk kelanjutan tur Karibia yang sempat diwarnai dengan aksi protes karena sejarah kelam perbudakan dan sebagai tanda memudarnya pengaruh sistem monarki.

Selama kunjungan di Bahama, mereka dijadwalkan untuk menghadiri pertemuan di sekolah dasar, berkompetisi dalam lomba layar berlayar, dan berpartisipasi dalam acara budaya yang menampilkan makanan dan musik khas Bahama.

Namun, melansir dari CNA, Jum’at (25/3), sebuah protes direncanakan oleh kelompok-kelompok Rastafarian untuk menuntut pembayaran reparasi oleh Inggris Raya dan permintaan maaf atas perbudakan.

Sementara itu, komite Reparasi Nasional Bahama, sebuah panel independen yang dibentuk oleh pemerintah untuk mempelajari masalah ini, membuat seruan serupa dalam sebuah surat.

“Mereka dan keluarga bangsawan dan pemerintah harus mengakui bahwa ekonomi mereka dibangun di atas punggung nenek moyang kita, mereka harus membayarnya,” bunyi surat yang diterbitkan tersebut.

Tur kedua anggota keluarga kerajaan ini dilancarkan setelah Barbados menggeser Ratu Elizabeth II sebagai pemimpin mereka pada tahun lalu, sebuah langkah yang mungkin diikuti oleh negara-negara Persemakmuran Inggris lainnya.

Seperti diketahui, Ratu Elizabeth II adalah kepala negara resmi untuk beberapa bekas koloni Inggris termasuk Kanada, Australia, Belize, Bahama, dan Jamaika, yang dikenal sebagai ‘wilayah’ Ratu, meskipun ia hanya berfungsi sebagai figur simbolis dan bukan keputusan politik- pembuat.

Untuk informasi tambahan, sebuah organisasi terpisah yang dikenal sebagai Persemakmuran Bangsa-Bangsa adalah sekelompok 54 negara, yang hampir semuanya adalah bekas koloni Inggris Raya.