JAKARTA, HOLOPIS.COM Said Didu memberikan komentarnya terkait kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Indonesia, melalui kultwit yang dimuat dalam akun Twitter @msaid_didu.

Pria yang selalu vokal memberikan kritik kepada pemeritah ini, menegaskan bahwa apa yang terjadi di tengah masyarakat itu murni karena bisnis dan adanya peluang atau celah.

ia mengatakan, kenaikan harga minya goreng ini, disebabkan kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO). Sedangkan, kenaikan harga CPO dikarenakan kenaikan harga minyak bumi dan gagal panen penghasil kedele.

“#mafiamigor. Saat itu, perbedaan harga CPO antara CPO-DMO dg CPO non DMO sktr Rp.6.000/kg atau sktr 70%. Perbedaan minyak goreng juga sktr Rp.6.000/ltr atau sekitar 42%. “Malaikatpun” akan tergoda mengambil keuntungan dg perbedaan harga sebesar itu. Pertanyaannya siapa yg main?” tulis Said Didu, yang dikutip Kamis (24/3).

Menurutnya, kelangkaan yang terjadi ini bukan karena tidak ada barang. “mafiamigor. Analisa saya, kelangkaan migor saat itu bukan krn tdk ada barang tapi lbh baik menunda produksi, distribusi, dan penjualan CPO dan Migor utk kebutuhan DMO dan HET demi mendapatkan keuntungan antara 40-70%. Apakah hal tsb melanggar aturan?,” jelasnya.

Praktek tersebut terjadi, dalam setiap strategi bisnis mereka di setiap tingkatan. Jika dikatakan apa itu melanggar hukum atau tidak, sangat sulit untuk dibuktikan.

Akibat margin keuntungan yang cukup tinggi itu, ia mengatakan merupakan hal yang wajar. Ditambah sebenarnya dengan lemahnya pemerintah diberbagai aspek, khususnya dalam hal peraturan dan pengawasan.

“#mafiamigor. Dari uraian tsb menurut saya isu kelangkaan minyak goreng disebabkan karena ada pengusaha yg mengutamakan mencari untung yg mengabaikan kepentingan rakyat dg memanfaatkan kelemahan pemerintah dalam berbagai aspek – terutama aturan dan pengawasan,” ucap Said Didu.