JAKARTA, HOLOPIS.COM – Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Dian Triansyah Djani menegaskan, bahwa Indonesia akan tetap mengundang seluruh negara yang tergabung dalam forum internasional G20, termasuk Rusia.
Pernyataan itu dilontarkan saat negara-negara Barat tengah menyerukan keberatan atas rencana kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, pada Oktober mendatang.
“Sebagai presidensi, tentunya, dan sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya adalah untuk mengundang semua anggota G20,” kata Dian saat jumpa pers secara daring, Kamis (24/3).
Ia menegaskan, bahwa Indonesia akan tetap segala prinsip-prinsip presidensi yang telah berlaku sebelumnya. Artinya, Indonesia akan tetap mengundang Rusia untuk menghadiri forum internasional tersebut.
“Memang kewajiban untuk semua presidensi G20 untuk mengundang semua anggotanya,” ujarnya.
Dian menyampaikan, Indonesia telah melayangkan undangan kepada seluruh negara anggota, tak terkecuali Rusia. Undangan itu, dikatakan Dian, telah dikirimkan sejak 22 Februari lalu.
“Kita sudah mengirim tanggal 22 Februari lalu, save the date untuk KTT itu sendiri. 22 Februari sudah dikirimkan dan tentunya dalam undangan working group segalanya itu,” ungkapnya.
Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan, bahwa Putin bakal turut serta dalam forum KTT G20 yang bakal diadakan di Bali pada akhir 2022 nanti.
“Tergantung pada situasi, sejauh ini dia [Putin] mau datang ke KTT G20,” kata Vorobieva saat ditanya apakah Putin akan hadir dalam pertemuan G20 pada jumpa pers di Jakarta, Rabu (23/3).
Mendengar pernyataan tersebut, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin meminta agar negara-negara demokrasi menolak kedatangan Putin, jika benar akan menghadiri KTT G20.
Sebab menurutnya, Putin merupakan kriminal kelas internasional dan diktator pembunuh. Sehingga ia tak memiliki hak legal untuk berpartisipasi di setiap forum internasional dalam bentuk apa pun.
“Kehadiran (Putin) di acara internasional mana pun berarti penghinaan terhadap demokrasi, martabat manusia, dan supremasi hukum. Kami menyerukan seluruh negara demokratis untuk membantu menyelamatkan dunia dari diktator Putin yang kejam. Boikot Rusia dan Putin dalam semua kemungkinan platform internasional,” kata Hamianin melalui pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com pada Rabu (23/3).