Keanehan juga muncul ketika PT Jakarta Propertindo selaku penyelenggara, mengaku sudah mengadakan tender, dengan PT Jaya Konstruksi Manggala yang keluar sebagai pemenang.
“Seketika muncul nama PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama sebagai pemenang tender, padahal di web e-procurement Jakpro hanya disebutkan terjadinya gagal tender,” kata Sigit.
Kemudian belum lama ini keanehan terjadi lagi, di mana anggaran pembangunan sirkuit membengkak dari yang awalnya Rp 50 miliar menjadi Rp 60 miliar.
“Padahal kontraktor sudah menghemat biaya dengan mengganti bahan lapisan bawah lintasan dari besi menjadi bambu,” tandasnya.